
Seperti yang saya janjikan di tulisan sebelumnya tentang pengalaman ikut seleksi pascasarjana ITB, kali ini saya ingin bercerita tentang bagaimana saya melengkapi salah satu syarat untuk daftar di sana, yaitu nilai Tes Potensi Akademik (TPA) BAPPENAS.
Agak deg-degan juga sih, soalnya ini merupakan pertama kalinya saya mengikuti tes seperti ini. Apalagi, karena sudah hampir 2 tahun setelah lulus kuliah saya tidak pernah menyentuh buku pelajaran lagi (atau belajar yang sungguh-sungguh), saya pun ragu akan kemampuan saya sendiri.
Tapi, astungkara, saya pasrahkan semuanya pada Tuhan, karena hanya Beliau lah yang tahu masa depan saya. Yang jelas, sekarang tinggal mengumpulkan semangat untuk menghadapi tes tersebut.
Syarat Daftar Program Magister ITB

Jadi, sebagaimana yang disebutkan di laman Penerimaan Mahasiswa Baru ITB, salah satu syarat untuk mengikuti seleksi program magisternya adalah memenuhi nilai TPA BAPPENAS yang sudah ditetapkan oleh ITB sendiri, yaitu minimum sebesar 475.
Waduh, lumayan besar juga ya nilainya! Menurut kaprodi DKV tempat saya kuliah S1 dulu (Pak Dicky), saya harus menyiapkan syarat ini dari jauh-jauh hari, sebelum tenggat waktu pendaftaran seleksi masuk ITB.
Soalnya, proses dari tes hingga mendapatkan hasilnya lumayan lama, yaitu sekitar satu hingga dua minggu. Belum lagi jika saat sudah menerima hasilnya, ternyata nilai kita kurang dari syarat minimum, jadinya harus ikut tes lagi, dan itu bisa makan banyak waktu dan biaya.
Oleh karena itu, segera setelah saya menerima tawaran untuk lanjut kuliah dari beliau, di bulan Februari 2018 lalu saya mulai daftar untuk ikut tes tersebut. Syukurlah ITB menyelenggarakan tes ini di kampusnya, sehingga tidak perlu pergi keluar Bandung~ π
Pendaftaran Tes Potensi Akademik

Tes pertama yang saya ikuti adalah Tes Potensi Akademik (TPA). Tes ini dibuat oleh Unit Usaha Otonom Penyelenggara Tes (UUO PT), yaitu unit organisasi khusus di dalam Koperasi Perencanaan/Koperasi Pegawai Bappenas.
Dikutip dari laman BAPPENAS, TPA dirancang untuk mengungkap potensi intelektual, yang dianggap mendasari kemungkinan keberhasilan seseorang jika yang bersangkutan mengikuti jenjang pendidikan S2 atau S3.
UPP-TPA dapat memberikan pelayanan penyelenggaraan TPA melalui kerjasama dengan lembaga pengguna tes yang bermaksud mengadakan seleksi penerimaan pegawai, mutasi dan promosi jabatan, atau penerimaan mahasiswa baru jenjang pendidikan S2 dan S3
Karena ITB menyelenggarakan TPA di kampusnya, saya pun segera daftar di sana. Jadwal seleksi dan pendaftaran TPA bisa dilihat di laman Pendaftaran TPA BAPPENAS. Untuk ikut tesnya, wajib membayar biaya pelaksanaan ujian sebesar Rp. 325.000,- melalui transfer bank.
Setelah melaksanakan proses pendaftaran, tinggal menunggu hari tesnya. Karena daftar di gelombang 1, saya dapat jadwal tes di tanggal 3 Maret 2018. Dan tidak terasa, hari tes yang dinantikan tiba juga~ π±
Oh iya, sehari sebelum hari ujian, saya sempat sekedar “baca-baca” contoh soal TPA yang saya temukan di internet. Ehehehe, melihat contoh soal-soalnya saja sudah bikin mual, apalagi pas ngerjain soal yang benerannya ya… π° Jadi, saya sama sekali tidak ada persiapan apa-apa untuk menghadapi ujian TPA ini. π (jangan ditiru!)
Proses Tes Potensi Akademik

Saat itu saya hanya bawa KTP dan alat tulis saja. Lucunya, saat tiba di gerbang utama ITB, banyak penjual asongan dadakan yang menjajakan alat tulis dan papan ujian! Mereka berteriak “pasca, pasca, pasca!” pada orang-orang yang lewat. Kayaknya mereka tahu kalau hari itu ada ujian TPA di sini~ π€£
Tempat ujiannya terletak di gedung Labtek 1 ITB, tepatnya di lantai 3. Ada banyak sekali yang ikut tes di hari itu, sekitar 400-an orang! Pas masuk ke ruang tesnya, saya dapat kursi di barisan ketiga dari depan. Satu ruangan kalau tidak salah berisi sekitar 50-80 orang.
Sebelum tes di mulai, saya pergi ke toilet untuk buang air kecil, biar tidak kebelet saat tes berlangsung. Ini penting banget, soalnya selama 3 jam tes berlangsung, kita tidak diperkenankan untuk keluar ruangan. Karena, bila peserta tes keluar ruangan, maka peserta tersebut dinyatakan sudah selesai mengerjakan tes! π¨
Usahakan sudah hadir di tempat pelaksanaan ujian paling tidak 1 jam sebelum ujian dimulai. Sambil menunggu, saya mencoba untuk merilekskan diri dengan mendengar suara hujan lewat aplikasi di ponsel. Lumayan, bikin pikiran tidak tegang lagi~ π
Pukul 13:00, pengawas dari BAPPENAS memasuki ruangan, ada sekitar 5 orang. Dibuka dengan memberikan aturan selama ujian, dilanjut prosesi membuka koper berisi lembar soal dan jawaban yang kemudian dibagikan pada para peserta. Ponsel dimasukkan ke dalam tas yang disimpan di depan ruang.
Kurang lebih totalnya ada 250 soal yang dibagi menjadi 3 sesi. Tiap sesi berlangsung selama 1 jam, dan selama sesi tersebut berlangsung, peserta hanya boleh mengerjakan soal khusus di sesi tersebut, tidak boleh mengerjakan soal di sesi lainnya.
Sesi pertama adalah tes verbal, yang berfungsi untuk mengukur kegesitan mental seseorang di bidang kata dan bahasa. Menurut Wikipedia, Tes ini meliputi tes sinonim (persamaan kata), tes antonim (lawan kata), tes padanan hubungan kata, tes pengelompokan kata, tes logika umum, tes analisa pernyataan dan kesimpulan (silogisme), serta tes logika cerita.
Sesi pertama ini rada-rada susah, soalnya banyak kata-kata baku yang belum pernah saya dengar/baca sebelumnya. Yang paling menyita waktu adalah tes logika cerita, soalnya bahan bacaannya panjaaang banget! π Saya hanya sanggup mengerjakan 80%, dan di sisa waktu 5 menit, saya gunakan untuk mengisi jawaban kosong dengan “A” semua~ π
Setiap satu sesi selesai, langsung dilanjut dengan sesi berikutnya, tanpa jeda istirahat! π Sesi kedua adalah tes angka, yang berfungsi mengukur kegesitan mental seseorang di bidang angka, dalam rangka berpikir terstruktur dan logis matematis. Tes ini meliputi tes aritmetik (hitungan), tes seri angka, tes seri huruf, tes logika angka dan tes angka dalam cerita.
Dari semua soal, kayaknya ini deh yang puaaaling susah! π Lah bagaimana tidak, otak saya sudah lama sekali tidak digunakan untuk berpikir hitung-hitungan seperti di soal ini! Pokoknya saya cari soal yang paling mudah dulu untuk dikerjakan (padahal gak ada yang gampang sih~ π€£).
Saking bingung dan pusingnya, tidak terasa waktu tersisa 5 menit. Bayangkan, di sisa waktu segitu saya baru mengisi 5% jawaban! Astaga, langsung panik deh saya! π± Rasanya pengen nangis, tapi malu… π Ya sudah, saya isi saja sisa jawaban kosong dengan “A” semua lagi… π’
Belum saya penuhi sisa jawaban sesi kedua tadi, sesi ketiga keburu dimulai! π± Alhasil, 50% jawaban kosong dari sesi kedua saya abaikan dulu. Sesi ketiga ini adalah tes figural, yang berfungsi mengukur kegesitan mental seseorang berurusan dengan gambar, simbol dan diagram. Tes ini meliputi tes logika diagram.
Syukurlah saya bisa mengerjakan 70% soal di sesi ini dengan baik. Masih ada sisa waktu 15 menit sebelum sesi terakhir ini berakhir, jadi saya manfaatkan dengan mengisi semua jawaban kosong tadi dengan “A” lagi. Kenapa cuma jawaban “A”? Entahlah, saya hanya suka saja dengan huruf itu~ π€£
Pukul 16:25 sesi ketiga berakhir, dan ujian hari itu pun selesai~ π Peserta disuruh mengisi lembar feedback dan data diri di sebuah amplop. Nantinya hasil tes akan dikirim ke alamat peserta, kira-kira 1-2 mingguan.
Hasil Tes Potensi Akademik

Biarpun ujiannya sudah selesai, tetap saja ada rasa deg-degan yang terus menghantui. Bagaimana tidak, hasil tes ini kan syarat untuk ikut seleksi masuk ITB! Dan kalau hasilnya kurang dari nilai minimum, saya harus ikut tes lagi! π±
Hasil tes TPA ini akhirnya saya dapatkan di tanggal 14 Maret 2018, berarti 11 hari setelah tes tersebut dilaksanakan. Hasilnya beneran dikirim ke kosan ternyata~ Sambil komat-kamit baca doa, secara perlahan saya buka amplopnya. Terlihat secarik kertas berwarnam merah yang berisi hasil ujian TPA saya:
Skor Sub Tes 1 | 51,72 |
Skor Sub Tes 2 | 40,03 |
Skor Sub Tes 3 | 56,75 |
Skor Total | 495,00 |
Dan saya cek lagi skor minimum untuk syarat daftar ITB, yaitu sebesar 475. Wuaaah!!! Saya lulus dong!!! π Matur suksma Hyang Widhi, perjuangan berpikir keras saat ujian TPA berbuah manis juga~ πππ»
Biarpun cuma selisih sedikiiit sekali dengan skor minimum, tapi saya sangat bersyukur dengan hasil tes ini. Karena saya tidak mau mengikuti ujian TPA lagi, cukup sekali ini saja~ π€£
Pelajaran dari diri saya, jika mau ujian tuh belajar dulu dooong! π Pokoknya, jangan anggap remeh ujian seperti TPA ini deh! Selain butuh uang banyak, pasti tidak mau kan kalau harus ikut tesnya berkali-kali karena nilainya kurang~ π
Dengan diterimanya hasil TPA ini, maka satu syarat untuk mendaftar seleksi masuk ITB sudah tercapai. Selanjutnya masih ada ujian TOEFL ITP, yang cerita lengkapnya akan segera saya tulis di blog ini juga~ Terima kasih sudah membaca!
Salam,
Agung Rangga
Comments (42)
alrisblogsays:
1 November 2018 at 10:26Saya ketawa, Gung, alasan kamu jawab A. Ternyata huruf A membawa keberuntungan buat Agung, hehehe…
Dulu saya pernah mengikuti tpa untuk masuk ke salah satu perusahaan. Sebelum test aja saya sudah grogi duluan. Memang kacau. Saya banyak menghabiskan waktu ketika membaca soa/pernyataanl yang sulit menurut saya. Akibatnya sedikit soal yang bisa saya jawab. Akibatnya saya gak lulus.
Coba saya tahu trik ini dari dulu, minimal ketika ujian tpa, mungkin saya bisa lulus juga untuk masuk perusahaan waktu itu, π
Keren Gung. Berbagilah terus, semoga jadi pelajaran dan ilmu bagi banyak orang.
Agung Ranggasays:
6 November 2018 at 11:49Hehehe, terima kasih pak. π
Riza Firli (@RizaFirli)says:
2 November 2018 at 08:32wahh pinter kamu..semoga lulus yaaa seleksi itb nya
Agung Ranggasays:
6 November 2018 at 11:49Sekarang sudah lulus kok~ π
Anisa Fitrahsays:
8 Januari 2019 at 05:25Hai kak, kebetulan nih saya juga mau daftar ke S2 ITB hehe btw ini kk mendaftar untuk kuliah di semester ganjil atau genap? kalau boleh tau tahun lalu tanggal berapa mulai dibuka pendaftarannya?
terimakasih udah share, kak. selamat atas kelulusannya π
Agung Ranggasays:
22 Januari 2019 at 12:48Saya mendaftar di semester ganjil. Kalau tidak salah sih sekitar bulan April, tapi untuk lebih jelasnya bisa dicek di situs ITB langsung. π
Dwiisays:
17 Maret 2019 at 22:37Mau tanya kak, ttg teknis pendaftaran TPA di ITB, tiu pertama2 kita daftar online di tautan pendaftaran TPA terlebih dahulu baru dapat Virtual account billing ya kak? saya bingung tata cara daftarnya, pas sy klik link pendaftaran TPA, kayaknya belum muncul laman pendaftarannya padahal jadwal pendaftaran sudah dimulai.
terima kasih sebelumnya kak π
Agung Ranggasays:
19 Maret 2019 at 15:27Iya, prosesnya kira-kira daftar > bayar > tes.
Kalau gak salah, TPA itu ada kuotanya. Tapi mungkin bisa hubungi pihak ITB langsung deh. π
Dwiisays:
20 Maret 2019 at 08:28setelah daftar baru dpt VA ya kak ?
waktu buka link pendaftaran bappenas masih muncul daftar peserta tgl 23 maret’19 , apa mgkin belum dibuka ya ..?
Agung Ranggasays:
22 Maret 2019 at 10:02Iya, kalau gak salah VA didapat setelah daftar.
Hmm, bisa jadi belum dibuka sih, tapi coba tanya langsung ke ITB-nya. π
Dwiisays:
15 April 2019 at 07:55Kak maaf mau tanya lagi. Kalau sertifikat TPA nya udah keluar apa bisa dikirim keluar p. Jawa gak kak ? atau bakal ada biaya khusus lagi utk yg kayak gitu ?
Agung Ranggasays:
19 April 2019 at 08:52Kalau tidak salah bisa deh, tapi coba hubungi pihak BAPPENAS-nya. π
Stansays:
20 Mei 2019 at 15:08Selamat siang, mohon maaf, apakah pada saat hadir ke tempat ujian TPA ada persyaratan lain yang harus dibawa selain alat tulis dan KTP? Apakah tidak ada kartu tanda peserta yang harus dibawa?
Agung Ranggasays:
24 Mei 2019 at 17:22Kalau yang saya alami sih, sepertinya hanya itu. π
Helmy Pratamasays:
12 Juni 2019 at 02:29Mas tanya dong, untuk pascasarjana di ITB ada kelas weekend atau tidak ya ?
Agung Ranggasays:
17 Juni 2019 at 10:54Hmm, kurang tahu juga ya, mungkin bisa langsung tanya ke ITB-nya. π
ssaadah93says:
18 Juni 2019 at 18:37Wahh keren.. Semoga aku bisa lulus juga kak, aku baru mw daftar yang juli 2019..doakan aku kakkkkkk..
Aku jg sama uda lama ga belajar hiks.. π
Agung Ranggasays:
19 Juli 2019 at 10:03Semangat ya~ πͺπ»
fatimah zahrasays:
20 Juni 2019 at 14:51apakah TPA ada masa berlaku seperti halnya Toefl?
Trimakasih
Agung Ranggasays:
19 Juli 2019 at 10:06Kalau tidak salah, masa berlakunya selama 2 tahun setelah tanggal mengikuti tes. π
Willysays:
25 Juni 2019 at 15:48Saya baru mendaftar gelombang 3 yang akan tutup 7 Juli.
Sedangkan baru bisa mendaftar TPA BAPPENAS 13 Juli.
Apakah dokumen bisa di susul?
Agung Ranggasays:
19 Juli 2019 at 10:07Kurang tahu sih, mungkin bisa hubungi pihak kampusnya. π