Press ESC to close

Pengalaman Ikut Tes Potensi Akademik (TPA) BAPPENAS di ITB

Seperti yang saya janjikan di tulisan sebelumnya tentang pengalaman ikut seleksi pascasarjana ITB, kali ini saya ingin bercerita tentang bagaimana saya melengkapi salah satu syarat untuk daftar di sana, yaitu nilai Tes Potensi Akademik (TPA) BAPPENAS.

Agak deg-degan juga sih, soalnya ini merupakan pertama kalinya saya mengikuti tes seperti ini. Apalagi, karena sudah hampir 2 tahun setelah lulus kuliah saya tidak pernah menyentuh buku pelajaran lagi (atau belajar yang sungguh-sungguh), saya pun ragu akan kemampuan saya sendiri.

Tapi, astungkara, saya pasrahkan semuanya pada Tuhan, karena hanya Beliau lah yang tahu masa depan saya. Yang jelas, sekarang tinggal mengumpulkan semangat untuk menghadapi tes tersebut.


Syarat Daftar Program Magister ITB

Syarat Daftar Program Magister ITB
Syarat Daftar Program Magister ITB [shutterstock]

Jadi, sebagaimana yang disebutkan di laman Penerimaan Mahasiswa Baru ITB, salah satu syarat untuk mengikuti seleksi program magisternya adalah memenuhi nilai TPA BAPPENAS yang sudah ditetapkan oleh ITB sendiri, yaitu minimum sebesar 475.

Waduh, lumayan besar juga ya nilainya! Menurut kaprodi DKV tempat saya kuliah S1 dulu (Pak Dicky), saya harus menyiapkan syarat ini dari jauh-jauh hari, sebelum tenggat waktu pendaftaran seleksi masuk ITB.

Soalnya, proses dari tes hingga mendapatkan hasilnya lumayan lama, yaitu sekitar satu hingga dua minggu. Belum lagi jika saat sudah menerima hasilnya, ternyata nilai kita kurang dari syarat minimum, jadinya harus ikut tes lagi, dan itu bisa makan banyak waktu dan biaya.

Oleh karena itu, segera setelah saya menerima tawaran untuk lanjut kuliah dari beliau, di bulan Februari 2018 lalu saya mulai daftar untuk ikut tes tersebut. Syukurlah ITB menyelenggarakan tes ini di kampusnya, sehingga tidak perlu pergi keluar Bandung~ πŸ˜‹


Pendaftaran Tes Potensi Akademik

Pendaftaran Tes Potensi Akademik
Pendaftaran Tes Potensi Akademik [shutterstock]

Tes pertama yang saya ikuti adalah Tes Potensi Akademik (TPA). Tes ini dibuat oleh Unit Usaha Otonom Penyelenggara Tes (UUO PT), yaitu unit organisasi khusus di dalam Koperasi Perencanaan/Koperasi Pegawai Bappenas.

Dikutip dari laman BAPPENAS, TPA dirancang untuk mengungkap potensi intelektual, yang dianggap mendasari kemungkinan keberhasilan seseorang jika yang bersangkutan mengikuti jenjang pendidikan S2 atau S3.

UPP-TPA dapat memberikan pelayanan penyelenggaraan TPA melalui kerjasama dengan lembaga pengguna tes yang bermaksud mengadakan seleksi penerimaan pegawai, mutasi dan promosi jabatan, atau penerimaan mahasiswa baru jenjang pendidikan S2 dan S3

Karena ITB menyelenggarakan TPA di kampusnya, saya pun segera daftar di sana. Jadwal seleksi dan pendaftaran TPA bisa dilihat di laman Pendaftaran TPA BAPPENAS. Untuk ikut tesnya, wajib membayar biaya pelaksanaan ujian sebesar Rp. 325.000,- melalui transfer bank.

Setelah melaksanakan proses pendaftaran, tinggal menunggu hari tesnya. Karena daftar di gelombang 1, saya dapat jadwal tes di tanggal 3 Maret 2018. Dan tidak terasa, hari tes yang dinantikan tiba juga~ 😱

Oh iya, sehari sebelum hari ujian, saya sempat sekedar “baca-baca” contoh soal TPA yang saya temukan di internet. Ehehehe, melihat contoh soal-soalnya saja sudah bikin mual, apalagi pas ngerjain soal yang benerannya ya… 😰 Jadi, saya sama sekali tidak ada persiapan apa-apa untuk menghadapi ujian TPA ini. πŸ˜… (jangan ditiru!)


Proses Tes Potensi Akademik

Proses Tes Potensi Akademik
Proses Tes Potensi Akademik [shutterstock]

Saat itu saya hanya bawa KTP dan alat tulis saja. Lucunya, saat tiba di gerbang utama ITB, banyak penjual asongan dadakan yang menjajakan alat tulis dan papan ujian! Mereka berteriak “pasca, pasca, pasca!” pada orang-orang yang lewat. Kayaknya mereka tahu kalau hari itu ada ujian TPA di sini~ 🀣

Tempat ujiannya terletak di gedung Labtek 1 ITB, tepatnya di lantai 3. Ada banyak sekali yang ikut tes di hari itu, sekitar 400-an orang!  Pas masuk ke ruang tesnya, saya dapat kursi di barisan ketiga dari depan. Satu ruangan kalau tidak salah berisi sekitar 50-80 orang.

Sebelum tes di mulai, saya pergi ke toilet untuk buang air kecil, biar tidak kebelet saat tes berlangsung. Ini penting banget, soalnya selama 3 jam tes berlangsung, kita tidak diperkenankan untuk keluar ruangan. Karena, bila peserta tes keluar ruangan, maka peserta tersebut dinyatakan sudah selesai mengerjakan tes! 😨

Usahakan sudah hadir di tempat pelaksanaan ujian paling tidak 1 jam sebelum ujian dimulai. Sambil menunggu, saya mencoba untuk merilekskan diri dengan mendengar suara hujan lewat aplikasi di ponsel. Lumayan, bikin pikiran tidak tegang lagi~ 😌

Pukul 13:00, pengawas dari BAPPENAS memasuki ruangan, ada sekitar 5 orang. Dibuka dengan memberikan aturan selama ujian, dilanjut prosesi membuka koper berisi lembar soal dan jawaban yang kemudian dibagikan pada para peserta. Ponsel dimasukkan ke dalam tas yang disimpan di depan ruang.

Kurang lebih totalnya ada 250 soal yang dibagi menjadi 3 sesi. Tiap sesi berlangsung selama 1 jam, dan selama sesi tersebut berlangsung, peserta hanya boleh mengerjakan soal khusus di sesi tersebut, tidak boleh mengerjakan soal di sesi lainnya.

Sesi pertama adalah tes verbal, yang berfungsi untuk mengukur kegesitan mental seseorang di bidang kata dan bahasa. Menurut Wikipedia, Tes ini meliputi tes sinonim (persamaan kata), tes antonim (lawan kata), tes padanan hubungan kata, tes pengelompokan kata, tes logika umum, tes analisa pernyataan dan kesimpulan (silogisme), serta tes logika cerita.

Sesi pertama ini rada-rada susah, soalnya banyak kata-kata baku yang belum pernah saya dengar/baca sebelumnya. Yang paling menyita waktu adalah tes logika cerita, soalnya bahan bacaannya panjaaang banget! 😭 Saya hanya sanggup mengerjakan 80%, dan di sisa waktu 5 menit, saya gunakan untuk mengisi jawaban kosong dengan “A” semua~ πŸ˜‚

Setiap satu sesi selesai, langsung dilanjut dengan sesi berikutnya, tanpa jeda istirahat! 😭 Sesi kedua adalah tes angka, yang berfungsi mengukur kegesitan mental seseorang di bidang angka, dalam rangka berpikir terstruktur dan logis matematis. Tes ini meliputi tes aritmetik (hitungan), tes seri angka, tes seri huruf, tes logika angka dan tes angka dalam cerita.

Dari semua soal, kayaknya ini deh yang puaaaling susah! 😭 Lah bagaimana tidak, otak saya sudah lama sekali tidak digunakan untuk berpikir hitung-hitungan seperti di soal ini! Pokoknya saya cari soal yang paling mudah dulu untuk dikerjakan (padahal gak ada yang gampang sih~ 🀣).

Saking bingung dan pusingnya, tidak terasa waktu tersisa 5 menit. Bayangkan, di sisa waktu segitu saya baru mengisi 5% jawaban! Astaga, langsung panik deh saya! 😱  Rasanya pengen nangis, tapi malu… 😭 Ya sudah, saya isi saja sisa jawaban kosong dengan “A” semua lagi… 😒

Belum saya penuhi sisa jawaban sesi kedua tadi, sesi ketiga keburu dimulai! 😱 Alhasil, 50% jawaban kosong dari sesi kedua saya abaikan dulu. Sesi ketiga ini adalah tes figural, yang berfungsi mengukur kegesitan mental seseorang berurusan dengan gambar, simbol dan diagram. Tes ini meliputi tes logika diagram.

Syukurlah saya bisa mengerjakan 70% soal di sesi ini dengan baik. Masih ada sisa waktu 15 menit sebelum sesi terakhir ini berakhir, jadi saya manfaatkan dengan mengisi semua jawaban kosong tadi dengan “A” lagi. Kenapa cuma jawaban “A”? Entahlah, saya hanya suka saja dengan huruf itu~ 🀣

Pukul 16:25 sesi ketiga berakhir, dan ujian hari itu pun selesai~ 😭 Peserta disuruh mengisi lembar feedback dan data diri di sebuah amplop. Nantinya hasil tes akan dikirim ke alamat peserta, kira-kira 1-2 mingguan.


Hasil Tes Potensi Akademik

Hasil Tes Potensi Akademik
Hasil Tes Potensi Akademik [shutterstock]

Biarpun ujiannya sudah selesai, tetap saja ada rasa deg-degan yang terus menghantui. Bagaimana tidak, hasil tes ini kan syarat untuk ikut seleksi masuk ITB! Dan kalau hasilnya kurang dari nilai minimum, saya harus ikut tes lagi! 😱

Hasil tes TPA ini akhirnya saya dapatkan di tanggal 14 Maret 2018, berarti 11 hari setelah tes tersebut dilaksanakan. Hasilnya beneran dikirim ke kosan ternyata~ Sambil komat-kamit baca doa, secara perlahan saya buka amplopnya. Terlihat secarik kertas berwarnam merah yang berisi hasil ujian TPA saya:

Skor Sub Tes 151,72
Skor Sub Tes 240,03
Skor Sub Tes 356,75
Skor Total495,00

Dan saya cek lagi skor minimum untuk syarat daftar ITB, yaitu sebesar 475. Wuaaah!!! Saya lulus dong!!! πŸ˜‚ Matur suksma Hyang Widhi, perjuangan berpikir keras saat ujian TPA berbuah manis juga~ πŸ˜­πŸ™πŸ»

Biarpun cuma selisih sedikiiit sekali dengan skor minimum, tapi saya sangat bersyukur dengan hasil tes ini. Karena saya tidak mau mengikuti ujian TPA lagi, cukup sekali ini saja~ 🀣

Pelajaran dari diri saya, jika mau ujian tuh belajar dulu dooong! 😭 Pokoknya, jangan anggap remeh ujian seperti TPA ini deh! Selain butuh uang banyak, pasti tidak mau kan kalau harus ikut tesnya berkali-kali karena nilainya kurang~ πŸ˜‚


Dengan diterimanya hasil TPA ini, maka satu syarat untuk mendaftar seleksi masuk ITB sudah tercapai. Selanjutnya masih ada ujian TOEFL ITP, yang cerita lengkapnya akan segera saya tulis di blog ini juga~ Terima kasih sudah membaca!

Salam,
Agung Rangga

Agung Rangga

Hai, salam kenal! Saya adalah seorang dosen di jurusan Desain Komunikasi Visual, memiliki minat dengan animasi dan komik, serta hobi menuliskan cerita kehidupannya ke dalam blog ini.

Comments (42)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *