
Pemanasan global dan perubahan iklim telah menjadi perhatian bayak warga dunia beberapa tahun terakhir, ini kemudian membuat pencarian dan penggunaan energi terbarukan terus dirancang. Salah satu dari metode pencarian energi terbarukan adalah penggunaan panel surya atau juga kerap disebut solar panel. Tujuannya adalah menggunakan cahaya matahari untuk membuat energi yang lebih bersih. Dalam beberapa tahun belakangan solar panel banyak digunakan di beberpa negara.
Sejarah solar panel bermula pada tahun 1839 ketika fisikawan muda Edmond Becquerel menemukan efek fotovoltaik. Efek ini adalah proses yang menghasilkan tegangan atau arus listrik ketika terkena cahaya atau energi radiasi. Terinspirasi dari karya ini ahli matematika Perancis bernama Augustin Mouchot mulai membuat mesin bertenaga surya pada 1860-an. Tapi, ini jauh dari bayangan panel surya yang kita ketahui saat ini. Tahun 1883, Charles Fritts dari New York menciptakan panel surya pertama dengan melapisi selenium dengan laisan tipis emas. Pada tahun 1888, Edward weston menerima paten dari solar panel buatannya. Dia mengembalikan cara kerja lampu pijar. Dengan kata lain, panel buatan Weston bekerja dengan mengubah panas menjadi listrik.
Panel surya yang kita kenal baru dibuat sekitar tahun 1950-an oleh Bell Laboratories. Pemikir dibalik kesuksesan penemuan ini adalah Daryl Chapin, Calvin Fuler dan Gerald Pearson. Alat ciptaan mereka dianggap sebagai perangkat listrik pertama yang bisa mengubah energi matahari menjadi listrik.

Sayangnya, panel surya pertama ini dianggap sangat mahal bagi kebanyakan orang. Demi memecahkan masalah itu, Universitas of Delaware menciptakan satu bangunan panel surya pertama yang disebut Solar One pada 1973, bangunan ini dibuat dengan mengkombinasikan tenaga termal dan fotovotaik dari matahari. Bangunan ini tidak menggunakan panel surya, tetapi justru mengintegrasikan sinar matahari langsung ke dalam atap.
Hingga kini, penelitian terkait panel surya murah dan dapat diakses masyarakat terus dilakukan. Beberapa negara juga telah menerapkan panel surya masal. Di Indonesia, sejak September 2017 digalakkan Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) untuk penggunaan energi yang lebih bersih dan salah satu perusahaan penyedia panel surya di Indonesia adalah Sewatama.