Perlukah Bercukur? | bicara soal penampilan baru

Curhat – Perlukah Bercukur? | bicara soal penampilan baru. Bercukur atau ‘shaving‘ memang sudah tak asing lagi bagi pria. Kesan rapi setelah menghilangkan bulu-bulu halus/rambut yang mengganggu, merupakan hal yang diharapkan setelah selesai bercukur.

Oke, selamat sore. Bagi seorang remaja 18 tahun, kini saya sudah mulai memikirkan apa yang orang dewasa butuhkan, penampilan! Mungkin salah satunya masalah bercukur. Mulai dari cukur rambut, cukur kumis, sampai cukur janggut~ Hmph~ Ah iya, sebelumnya, apa kamu sudah lihat, saya sudah mengganti foto profil Gravatar dan ikon blog PopNote loh~ Dan tentu saja, itu merupakan foto terbaru saya, yang saya ambil saat akan merayakan hari batik di sekolah~

Dan kalau kamu melihat header PopNote yang berisi beberapa foto wajahku dari waktu-ke-waktu, dan membandingkannya dengan foto Gravatar-ku maka kamu akan melihat bahwa ‘Agung Rangga ke-18‘ sudah hadir sekarang. Huehehe, apa kamu tahu, apa yang membuat ‘Agung Rangga ke-18′ berbeda dengan Agung Rangga yang sebelumnya? Satu hal yang paling saya rasakan perubahan besar pada wajah saya ialah… TATANAN RAMBUT!

Yap! Dari dulu (kira-kira sejak saya kecil) sampai sekarang (sebelum berumur 18 tahun), tatanan rambut saya sangat aneh (menurut saya)! Gaya cowok berponi lebat (gak tau kenapa rambut saya ini memang bisa dikategorikan sangat lebat~) yang kutu buku (atau kutuan?!).

Ya, ya, mungkin gara-gara kemunculan boyband-boyband lokal yang meniru-niru punya Korea, gaya rambut ‘cowok-berponi-tebal‘ menjadi ngetrend banget sekarang! Dan, iiih, gak tau kenapa, pas melihat ‘cowok-berponi-tebal’ itu, saya malah jadi merasa ‘illfeel‘~ (maaf yang merasa tersinggung~)

Dan saya sangat bersyukur, karena pas saya terakhir ke tukang pangkas rambut (kira-kira sebulan yang lalu, tepat beberapa hari sebelum ulang tahun saya), saya mendapat sebuah kejutan besar, yaitu, tatanan rambut baru! Selama ini, saya sangat berharap kalau rambut saya yang bisa dibilang ‘klimis‘ ini bisa dibikin naik ke atas. Maksudnya, biar tatanan rambut saya gak melulu menjadi ‘poni‘, melainkan jadi seperti jambul-jambul gitu (biar dibilang mirip tokoh Tin-Tin~).

Dan untuk mewujudkan hal itu sangat sulit! Biarpun sudah berulang kali pakai gel khusus rambut seusai mandi, lalu menata rambut saya, tapi tetap saja ujung-ujungnya rambut saya jadi berponi lagi! (aarrgghh!!!) Namun akhirnya, saya mendapatkan gaya rambut yang saya impikan selama ini~ Saya masih ingat, pas tukang pangkas rambutnya mencukur rambut saya, terasa sangat cepat sekali. Dengan beberapa ‘sruuueeeng-sruueeenngg‘ dan ‘ckriiisss-ckriiisss‘, maka jadilah rambut saya tak berponi lagi~

Nah, itulah salah satu manfaat dari bercukur, mendapatkan penampilan baru sesuai dengan keinginanmu. Dan lanjut ke masalah lainnya, namun masih dalam konteks bercukur, yaitu mencukur bulu-bulu halus di wajah! Hmm, pertama kali mengenal dan merasakan sendiri sensasi bercukur menggunakan pisau cukur itu pas umur 17 tahun. Mungkin, gara-gara saya sudah punya KTP sendiri, maka keberanian saya untuk mencukur kumis dan janggut menjadi timbul~ (jiaaah, gak ada hubungannya tau!!!)

Tapi jujur, deg-degan banget waktu saya menggoreskan pisau cukur yang tajam itu ke kumis dan janggut saya. Ya, walaupun saat itu kumis dan janggut saya masih terbilang belum terlalu lebat (masih tipis-tipis gitu~), tapi tetap saja, saya mau mencukurnya. Dan tanpa menggunakan krim khusus bercukur, mulailah saya menghilangkan bulu-bulu halus itu. Dan syukurlah, selama saya berhati-hati melakukannya, wajah saya belum pernah terluka atau iritasi karena bercukur~

Sekarang, pisau cukur saya sudah harus diganti mata pisaunya. Namun, pas saya melihat harga untuk beli mata pisaunya, ternyata harganya cukup menguras kantong, sekitar 20000-24000 Rupiah~ Dan sekarang ini, kumis dan janggut saya sudah mulai tumbuh lagi, terutama di janggutnya yang ada sekitar 10-20-an helai janggut, sedangkan kumis, saya sih selalu rajin mencukurnya.

Kenapa janggut itu saya biarkan tumbuh? Bukaaan, bukan supaya dibilang bijaksana seperti Dumbledore, atau biar orang lain tau kalau saya itu udah tua (jleeebbb!!!), melainkan, karena saya suka memainkan janggut saya ini… Eh? Gyahahaha! Kelihatan bodoh ya saya ini. Tapi, memang gitu. Saat sedang menunggu sesuatu atau lagi bosan, maka saya iseng memelintir-lintir rambut-rambut janggut saya yang tipis ini~ Rasanya gimanaaa, gitu~

Halah, jadi intinya, bercukur itu perlu bagi setiap pria. Terutama rambut dan bulu wajah. Mungkin, kecuali saya yang masih suka dengan janggut saya ini. Hihihi, ingat ya, jangan jadi ‘cowok-berponi-tebal‘~ Terima kasih.

Salam – Agung Rangga

Agung Rangga

Hai, salam kenal! Saya adalah seorang dosen di jurusan Desain Komunikasi Visual, memiliki minat dengan animasi dan komik, serta hobi menuliskan cerita kehidupannya ke dalam blog ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Press ESC to close