Ribetnya Bayar Kuliah

Kuliah – Seminggu ini saya sedang sibuk-sibuknya ngurusin bayar kuliah untuk semester depan. Ribet sekali! Dari mulai jumlah uang yang harus dibayarkan, tata cara pembayarannya, sampai menunggu status pembayarannya berubah. Oke, ceritanya dari awal ya~ Jadi, sekarang saya lagi libur semester. Liburnya dimulai dari tanggal 11 Januari, tepat sehari setelah UAS (Ujian Akhir Semester) selesai, dan akan masuk lagi awal Februari nanti. Wuiiih, pastinya puas banget dong liburan di rumah~

Dan senin kemarin (20/1) saya berniat mau membayar uang spp untuk semester depan. Namun, sempat ada isu kalau jumlah uang spp berubah dari semester lalu. Dan setelah saya cek di grup ‘DKV Information Center’ (grup yang menjadi tempat informasi utama jurusan saya), ternyata isu itu benar! Saya dan teman-teman pun merasa was-was, karena kami sangat takut kalau uang spp bakalan naik. Menurut saya sih, biaya Rp 6.150.000,- itu sangat besar. Tapi, ya wajar juga sih, mengingat saya kuliah di universitas swasta (Universitas Telkom, Bandung).

Syukurlah, ternyata jumlah uang spp yang harus dibayar lebih rendah dibanding semester lalu. Dari Rp 6.150.000,- menjadi Rp 5.650.000,-. Kata sekre (badan sekretariat kampus), alasan diturunkannya biaya tersebut karena jurusan saya sedang menyesuaikan dengan biaya di fakultas yang baru. Bingung? Sama. Jadi gini, jurusan saya itu DKV (Desain Komunikasi Visual), dulunya terletak di Institut Manajemen Telkom (IMT). Di lingkup kampus saya, ada beberapa kampus yang dimiliki oleh Yayasan Pendidikan Telkom, yaitu Institut Teknologi Telkom (ITT), Politeknik Telkom (Poltek), Sekolah Tinggi Seni Rupa Desain Indonesia Telkom (STISI), dan kampus saya IMT.

Nah, tahun lalu, keempat kampus tadi telah resmi disatukan dengan nama Universitas Telkom. Dan keempat kampus tadi menjadi ‘fakultas’ di Universitas Telkom. ITT menjadi Fakultas Teknik (FT), IMT menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Poltek menjadi Fakultas Ilmu Terapan (FIT), dan STISI menjadi Fakultas Industri Kreatif (FIK). Di FEB dan FIK ada jurusan DKV-nya. Tapi, katanya dalam 1 universitas ga boleh ada 2 jurusan yang sama. Karena itulah jurusan DKV saya yang di FEB akan disatukan dengan jurusan DKV yang ada di FIK. Sehingga, semua aturan birokrasi (eh bener gak ya bahasanya?) diubah dan disesuaikan dengan yang ada di FIK.

Gimana, cukup jelas kan? Nah, pas ke bank, ternyata di data teller-nya yang tertera hanya Rp 5.500.000,-! Lho, terus yang Rp 150.000,- nya? Kata teller-nya sih dia ga tau. Dan memang setahu saya, 5,5 juta itu biaya spp, dan 150ribu itu biaya JPKM, sejenis tunjangan kesehatan buat mahasiswa gitu. Ya sudah, saya bayar deh 5,5 jutanya. Dan kemarin pagi (22/1) saya bayar tuh yang 150ribu, sama lewat teller bank. Eeeeh, ternyata sorenya dapat info kalau khusus jurusan saya tidak usah bayar uang JPKM! Jadi, bagi yang sudah bayar (kayak saya), nanti bisa dikembalikan dengan membawa bukti transfernya.

Setelah itu, tinggal nunggu status pembayaran yang belum kunjung berubah. Kata sekre, karena sistem SIMAK (layanan online) kampus kami sedang diintegrasikan, makanya status pembayaran kami baru bisa berubah besok. Kalau status pembayaran sudah berubah, barulah kami bisa menginput mata kuliah buat semester depan. Dan semoga saja tidak ada kesalahan lagi. Intinya, bayar kuliah semester ini yang paling ribet, dibanding semester-semester lalu! Jadi, terima kasih sudah mau meluangkan waktu untuk baca unek-unek saya. Maaf kalau kurang berkenan.

Salam – Agung Rangga

Agung Rangga

Hai, salam kenal! Saya adalah seorang dosen di jurusan Desain Komunikasi Visual, memiliki minat dengan animasi dan komik, serta hobi menuliskan cerita kehidupannya ke dalam blog ini.

Comments (16)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Press ESC to close