
Akhirnya saya menyerah. Hahaha, tidak saya sangka, ternyata kemampuan saya hanya segitu. Padahal pas awal-awal menyenangkan lho, dapat kenalan baru, dapat ilmu dan wawasan baru. Tapi lama-lama, ada yang berontak di dalam hati ini.
Galau Pasca Wisuda
Sebelumnya saya pernah menulis ini: Jadi, Lanjut Kuliah atau Kerja Dulu?. Tulisan tersebut adalah cerita tentang kegalauan saya dalam menentukan langkah selanjutnya, setelah kemarin lulus dari kuliah di DKV. Sekitar dua bulan habis wisuda, saya benar-benar tidak tahu mau ngapain.
Kedua orang tua dan sanak saudara pun mulai menanyakan langkah saya selanjutnya. Dengan entengnya, saya jawab kalau saya mau lanjut S2. Preeet, boro-boro mau lanjut kuliah S2, jadwal pendaftaran dan berkas apa yang harus disiapkan saja tidak tahu. Padahal sih cuma malas untuk mencari tahu saja, padahal semuanya ada tuh di internet.
Singkat cerita, saya balik ke Bandung untuk mengurus persyaratan daftar kuliah S2 dan mencari beasiswa. Tidak sengaja bertemu dosen di kampus, dan sharing ke mereka tentang kegalauan saya ini. Ujung-ujungnya mereka bilang untuk coba bekerja saja dulu.
Setelah itu saya konsultasikan ke orang tua, dan mereka berdua setuju kalau saya bekerja dulu. Kebetulan kantor tempat teman saya bekerja (Kumata Studio) sedang butuh ilustrator untuk garap sebuah film animasi. Saya coba daftar di sana, dan langsung diterima tanpa tes-tes apapun. Rasanya senang banget dong dapat kerja yang sesuai dengan minat dan bakat kita~
Pengalaman Kerja di Kantor
Seperti karyawan baru lainnya, saya pun masuk dalam masa percobaan selama 3 bulan. Saya ditempatkan di bagian desain karakter untuk sebuah film animasi yang rencananya bakal tayang akhir tahun ini. Rasanya senang banget dong dapat job desc yang sesuai dengan kemampuan dan minat saya.
Karena masih dalam masa percobaan, gaji yang diberikan hanya sebatas UMR (Upah Minimum Regional) Kota Bandung saat itu. Ah, saya sih belum terlalu memikirkan masalah gaji. Soalnya, yang saya cari sekarang adalah pengalaman kerja. Urusan gaji sih tidak usah dipikirkan dulu, asal masih bisa buat makan sendiri dan bayar uang kost saja sudah cukup.

Enaknya bekerja di sini tuh, rasa kekeluargaannya kental banget! Bahkan saya yang aslinya introvert dan pemalu, bisa cepat akrab dengan rekan kerja dan atasan. Ruang kerjanya juga tidak seperti kantor umum yang diberi sekat-sekat antar meja karyawan, jadinya kami bisa bebas berinteraksi satu sama lain.
Tim desain karakter (hanya) terdiri dari 4 orang. Kak Rigan (atasan), saya, serta dua karyawan baru yang masuk barengan dengan saya: Teguh & Norman. Kami berempat bertugas mendesain sekitar 500-an karakter, mulai dari karakter utama, karakter pendukung, hingga karakter yang cuma muncul sepersekian detik saja. Desain karakter meliputi ekspresi muka, pergerakan mulut pas bicara, dan tampak karakter dari 5 arah (depan, belakang, samping, 3/4 depan & 3/4 belakang). Seru dan lumayan menantang sih. Oh iya, saya sempat satu kali mengalami kerja lembur hingga pulang jam 22:00!

Salah satu bagian yang paling menyenangkan dari pekerjaan saya adalah punya atasan yang sudah saya anggap sebagai kakak sendiri. Kak Rigan adalah ilustrator yang karyanya keren banget! Kami cepat sekali akrab, soalnya saya sering diajak ngobrol (dan curhat) sama beliau. Kak Rigan juga tidak sungkan untuk berbagi pengalamannya selama bekerja, yang pada akhirnya sangat menginspirasi dan memotivasi saya untuk bekerja lebih baik lagi.
Satu lagi, di kantor ini para karyawan dapat jatah makan siang gratis setiap hari kerja (yang menunya beraneka ragam). Bukan hanya makan siang, kadang juga ada sarapan gratis setiap hari senin dan kamis! Selain itu, setiap seminggu sekali juga ada futsal gratis yang diakomodasi oleh kantor, tapi yang ini saya gak ikutan, hehe. Pas lembur juga dapat uang lembur dan makan malam gratis. Enak banget deh!
Keluar dari Kantor
Bulan pertama dan kedua bekerja berjalan dengan lancar, tidak terasa ada beban sama sekali karena dilakukan dengan senang hati. Hingga pas masuk bulan terakhir masa percobaan, semuanya mulai terasa berbeda. Mulai ada hal yang mengganjal di hati dan pikiran saya.
Pertama, waktu itu saya ditawari oleh sebuah penerbit buku ternama untuk jadi ilustrator freelance di proyek buku anak mereka. Awalnya saya ingin menolak, karena saya paling tidak bisa dengan yang namanya multitasking. Tapi karena ini kesempatan langka (yang jarang banget terjadi pada saya), akhirnya saya putuskan untuk mengambil tawaran tersebut. Mulai deh bikin ilustrasi buku pas pulang dari kantor, atau pas waktu istirahat di kantor.

Kedua, deadline proyek film yang kami kerjakan semakin dekat, sehingga semua pekerjaan pun mulai dikebut. Beban kerja jadi berlipat ganda, dan saya mulai merasakan apa yang namanya “work under pressure”. Pekerjaan yang tadinya menyenangkan, berubah jadi sebaliknya.
Ketiga, saya diminta untuk pindah ke bagian animasi, bidang yang tidak saya sukai. Eh, tunggu dulu, saya suka menonton film animasi, tapi tidak suka membuat film animasi (pengalaman pas kuliah). Di sana saya bertugas untuk mempelajari software baru bernama Toon Boom dan merapikan (layout) karakter dalam setiap scene film agar sesuai dengan guide yang sudah dibuat oleh tim desain karakter. Percayalah, membuat film animasi itu bukan pekerjaan yang mudah!
Akhirnya saya konsultasikan keadaan saya ke orang tua saya. Mereka menyuruh saya untuk berhenti saja, jika saya sudah tidak sanggup lagi. Saya juga disarankan untuk melanjutkan kuliah S2 (kembali ke tujuan awal). Setelah menerima gaji bulan terakhir masa percobaan, saya pun bilang ke atasan saya untuk berhenti dan tidak memperpanjang kontrak kerja. Syukurlah beliau mau menerima keputusan saya.

Di hari terakhir kerja, saya mengobrol dengan teman-teman seruangan dulu. Rasanya sedih banget harus meninggalkan mereka. Padahal baru kenal sebentar, tapi rasanya sudah seperti keluarga sendiri. Pas menjelang pulang kantor, saya belikan gorengan 2 bungkus besar untuk semua karyawan kantor sebagai ucapan terima kasih dan salam perpisahan. Besoknya, saya pulang ke Bekasi membawa semua barang-barang saya.
Saat ini, sambil mempersiapkan untuk lanjut kuliah, saya masih mengerjakan ilustrasi freelance dan membuat naskah komik. Saya juga kembali aktif nulis di blog ini lagi, walaupun belum sempat blogwalking. Tidak lupa, saya mulai mengatur pola hidup saya kembali ke sedia kala.
Intinya, saya senang sekali bisa mendapat pengalaman kerja di bidang animasi. Yaa, biarpun akhirnya cuma bisa merasakan sebentar saja di sini. Mungkin inilah yang namanya perjalanan hidup. Betul kan?
Salam,
Agung Rangga
Comments (21)
liannyhendrawatisays:
22 Juli 2017 at 14:39Meskipun kerja sebentar, pasti ada pengalaman yang bisa dipetik.
Sukses untuk kuliah S2 nya nanti ya.
Agung Ranggasays:
6 Agustus 2017 at 10:29Iya bun, terima kasih ya~ 😀