
Liburan panjang saya pun akhirnya selesai. Sebelum pulang ke rumah di Bekasi, saya dan keluarga selalu melakukan persembahyangan keliling di beberapa pura yang ada di Desa Padangaji. Keesokan harinya, barulah kami semua terbang kembali ke Jakarta.
Lanjutan dari: Liburan Awal Tahun (Bagian 6)
Sembahyang Keliling Desa
Hari itu (30 Januari 2017) adalah hari terakhir saya di kampung halaman. Begitu bangun dari tempat tidur, saya langsung masak mie instan untuk sarapan pagi. Agenda hari itu adalah sembahyang keliling desa, atau yang biasa kami sebut sebagai “mepamit”.
Mepamit ini penting banget lho, karena saat sembahyang, kami juga meminta perlindungan dari leluhur serta Sang Hyang Widhi. Kami memohon agar kami sekeluarga selalu diberikan kesehatan dan keselamatan selama di perjalanan pulang nanti.
Ada sekitar 5 pura yang kami kunjungi, dan berakhir di Pura Puncak. Kami mulai berkeliling dari jam 7 pagi. Hanya saya, bapak, mama dan dewi yang sembahyang keliling, naik motor saling boncengan. Kebetulan cuaca sedikit mendung dan gerimis kecil. Eeh, pas selesai sembahyang, baru berhenti hujannya~
Begitu kembali ke kubu (rumah nenek), kami langsung bersiap menuju merajan kakek, untuk sembahyang sekeluarga. Setelah itu kami pergi ke Merajan Agung yang terletak di desa, karena hari itu ada odalan (persembahyangan besar) di sana.
Cukup ramai warga desa yang sembahyang di sana. Persembahyangan dimulai tepat pukul sebelas siang, pas matahari lagi bersinar terik di atas kepala. Selesai sembahyang, gerimis kembali turun. Semua umat pun berteduh di bale-bale yang terletak di sisi merajan.

Sambil menunggu hujan reda, kami memutuskan untuk makan siang di sana. Syukurlah, tadi kami sudah bawa bekal makanan yang cukup banyak. Karena tidak bawa piring, jadilah kami makan pakai alas dari daun. Saya makan nasi pakai lauk sate balon (daging ayam/babi yang ditumbuk halus dan dililitkan ke gagang sate, menyerupai balon) dan sayur kacang panjang.

Selesai makan, kami bergegas pulang ke kubu untuk istirahat. Berhubung besoknya harus terbang menuju Jakarta, jadi kami mulai mengemas barang-barang bawaan serta pakaian. Waktu itu kami cuma bawa sedikit oleh-oleh dari kampung, yaitu satu bakul salak bali, kacang goreng, dan dua kardus urutan (sosis babi).
Baca juga: Liburan Awal Tahun (Bagian 5)
Main Ke Pantai Lebih
Keesokan harinya (31 Januari 2017), kami sekeluarga bersiap menuju Bandara Internasional Ngurah Rai. Lagi-lagi, si Dewi ditinggal di kubu, karena besoknya dia harus kembali ke Singaraja. Saya, Mama, Bapak dan Arya diantar oleh Aji Lanang dengan mobilnya.
Jam 10:00 WITA kami pamit dengan keluarga di kubu, dan perjalanan pun dimulai. Pas lagi di tengah perjalanan, tiba-tiba saya merasa tidak enak badan. Keringat dingin dan rasa mual mulai menyelimuti saya. Waktu itu udara di jalan cukup dingin dan banyak angin, ditambah jalan yang kami lalui berkelok-kelok.
Akhirnya saya meminta Aji Lanang meminggirkan mobilnya sebentar, dan saya pun sukses memuntahkan isi perut saya. Haduh, masuk angin nih kayaknya… Setelah agak lega, baru deh perjalanan kami lanjutkan. Heran juga sih, padahal saya jarang banget lho mabuk di perjalanan kayak gini. Mungkin karena kecapekan kali ya…
Sekitar jam 11:00 WITA, kami berhenti di Pantai Lebih untuk beristirahat sejenak. Pantai Lebih ini terletak di Jl. By Pass Ida Bagus Mantra, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali. Di sana kami mampir ke restoran yang menyediakan sate ikan khas Bali. Langsung saja Bapak memesan 30 tusuk sate ikan, plus teh manis hangat.
Karena saking enaknya (atau memang karena lapar), kami nambah 20 tusuk sate lagi! Begitu sudah puas makan, saya memutuskan untuk keluar dari restoran dan mampir ke pantainya. Siang itu mendung, gerimis sedikit, dan ombaknya tinggi-tinggi sekali.

Pantai Lebih ini berpasir hitam, dengan dipagari oleh batu-batu karang yang besar di antara pantai dan lautnya. Ada semacam pura kecil yang berdiri di sana. Juga ada beberapa perahu nelayan yang terparkir di pinggir pantai. Setelah puas menikmati keindahan Pantai Lebih, kami pun beranjak dari sana dan melanjutkan perjalanan menuju bandara.
Baca juga: Liburan Awal Tahun (Bagian 4)
Terbang Ke Rumah
Pukul 12:48 WITA kami tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai. Pas mengeluarkan barang bawaan dari bagasi mobil, salah satu tali kardus yang kami bawa putus. Jadinya sempat lama di parkiran untuk membetulkan tali kardusnya. Setelah itu Aji Lanang pamit membawa mobilnya kembali.

Sebelum masuk ke dalam, kami memutuskan untuk makan siang dengan bekal nasi bungkus yang sudah disiapkan sebelumnya. Kami makan di area lobi dekat pintu masuk bandara, dengan cueknya duduk lesehan sambil makan pakai tangan. Menunya sederhana, cuma nasi, urutan (sosis babi), kacang goreng, dan sate.
Perut kenyang, saatnya check in. Kardus dan bakul yang kami bawa ternyata harus dibuntel pakai plastic wrap. Padahal pas mudik dulu, kami bawa kardus dan bakul biasa aja deh. Untuk membuntel 2 kardus dan 1 bakul, bapak membayar 150.000 Rupiah.

Selesai check in, kami menunggu di dekat Gate 3. Karena waktu penerbangan pesawat kami masih lama, mama dan bapak pun tidur di kursi. Sementara saya dan arya sibuk internetan di ponsel pakai wifi gratis di bandara. Tidak lama kemudian, kami dipanggil untuk segera masuk ke pesawat.

Pesawat lepas landas sekitar pukul 16:00 WITA, dan mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pukul 17:00 WIB (sekitar 2 jam). Setelah ambil bagasi, kami pun mencari taksi online untuk pulang ke rumah. Setelah beberapa kali coba, akhirnya dapat yang mobilnya bersih dan supirnya ramah.
Pukul 20:00 kami tiba di rumah dengan selamat. Dengan begini, berakhirlah cerita liburan singkat di awal tahun 2017 ini. Seru banget bisa jalan-jalan di Bali, bertemu keluarga besar di kampung, hingga mengikuti upacara agama sebesar Ngusaba Besakih. Tidak sabar ingin liburan lagi~
Salam,
Agung Rangga
Comments (6)
Desfortinsays:
15 Juli 2017 at 17:42Seru jg ya smpe 7 part, dan part terakhir bnyak acra sembahyangnya.
Bisa mabok jg kamu ya Gung. Kyaknya kecapean tum…
Kisah liburannya tamat, ap lg ni crta slanjutnya? Ditunggu
Agung Ranggasays:
18 Juli 2017 at 09:56Hehehe, sebenarnya bisa saja sih ketujuh bagian ceritanya dijadikan satu tulisan, tapi nanti jadi panjang sekali~ 😀
Iya pak, mabok karena masuk angin kayaknya. 🙁
Masih ada cerita liburan lagi dong. Terima kasih sudah dibaca ya pak. 😀
liannyhendrawatisays:
22 Juli 2017 at 14:33Aku baru tau ada Pantai Lebih di Bali.
Btw kapan hari ada teman suami yang ngasih oleh-oleh salak bali. Aku suka, enaak
Agung Ranggasays:
23 Juli 2022 at 17:41Mungkin karena kurang terkenal kali ya… 😅
Salak Bali memang enak bu~
tugusays:
25 Juni 2018 at 10:12Lah… akhirnya liburannya selesai. Informatif juga ceritanya. Sukses bro!
Agung Ranggasays:
9 Juli 2018 at 10:18Terima kasih sudah membaca. 🙂