
Kurang lebih sudah tiga bulan saya bekerja sebagai freelancer, tepatnya jadi penulis naskah komik dan ilustrator buku cergam. Ada banyak pengalaman yang saya dapatkan dari dua pekerjaan ini, yang tentunya akan saya bagikan di tulisan kali ini.
Halo! Akhirnya saya kembali nulis di blog ini. Setelah menyadari bahwa bulan kemarin hanya berhasil menulis satu tulisan (iya, cuma ini doang: Liburan Awal Tahun (Bagian Akhir)), akhirnya saya memutuskan untuk kembali berleyeh-leyeh menulis di blog ini. Memang ngapain aja sih sampai gak punya waktu buat update blog? Err, sebenarnya waktunya ada sih, tapi yaa… *melirik pada kasur, nintendo 3DS, dan ponsel*. Nggak, bukan begitu sih sebenarnya.
Bekerja Sebagai Freelancer
Jadi begini *nyoba serius*, setelah resmi berhenti kerja di kantor, saya kini nganggur bekerja sebagai freelancer (tenaga lepas). Pekerjaan utama yang sekarang saya tangani adalah menulis naskah serial buku komik anak (Bippo dan Kawan-Kawan: Desa Hujan, Bippo dan Kawan-Kawan: Polisi Cilik, dan buku ketiga yang sebentar lagi akan terbit), dan membuat ilustrasi untuk buku cerita bergambar (yang sebentar lagi akan terbit juga).
Untuk yang menulis naskah serial komik Bippo (karakter maskot milik DAR! Mizan), sudah saya lakukan semenjak magang pas masih kuliah. Sementara pekerjaan membuat ilustrasi (menggambar) sudah saya lakukan sejak masih kerja di kantor kemarin (tapi sebagai freelance untuk penerbit Elex Media Komputindo).
Tidak terasa, sudah 3 bulan saya bekerja jadi freelancer, lebih tepatnya jadi penulis dan ilustrator. Baru kali ini saya merasa kerja itu serasa tanpa beban. Saya bisa mengatur waktu kerja sendiri, kapan waktunya bekerja, dan kapan waktunya istirahat. Untungnya, pengalaman saat kuliah mengajarkan banyak hal untuk saya, terutama dalam hal manajemen waktu ini.
Tapi, saya juga harus menerima konsekuensi menjadi freelancer, terutama masalah *ehem* pendapatan. Kalau dulu pas kerja di kantor saya bisa dapat gaji tetap, sekarang pendapatannya jadi tidak tetap lagi. Saya dapat nasehat dari Bapak, “kalau jadi freelancer, kamu harus tambah giat lagi bekerja. Semakin cepat kerjaan beres, semakin cepat kamu dapat honor”. Memang betul sih, ditambah lagi, saya harus pintar-pintar mengelola uang yang saya miliki (padahal orangnya boros banget).
Baca juga: Jadi, Lanjut Kuliah atau Kerja Dulu?
Menjadi Penulis Naskah Komik
Jadi penulis lepas ternyata enak banget. Karena pengembangan dunia di cerita Bippo sudah saya kerjakan dari awal, maka saya bebas untuk menuangkan ide dan imajinasi saya ke dalam bentuk naskah komik. Komik ini bentuknya serial, jadi jalan cerita tiap buku akan menyambung antara buku satu dengan lainnya (sudah baca bukunya belum?).
Berkat proyek naskah komik Bippo, saya jadi bisa mengasah kemampuan mengarang bebas saya yang sempat terlupakan. Dulu pas masih jaman SD, saya sering banget menulis cerpen (cerita pendek). Pas SMP hingga SMA, mulai membuat komik dengan gaya gambar yang masih meniru komik-komik jepang (manga).
Saya juga bersyukur mempunyai editor yang baik di DAR! Mizan. Beliau banyak memberi masukan untuk naskah komik Bippo ini. Selain itu, saya jadi punya teman baru deh, komikus Bippo yang bernama Kang Yuda. Biarpun belum pernah bertemu secara langsung, tapi kami sering berdiskusi soal komik Bippo via chat.
Baca juga: 7 Tips Kuliah di Jurusan DKV
Jadi Ilustrator Buku Cergam
Saat menjadi ilustrator lepas, saya bisa lebih bebas berekspresi dalam setiap karya saya. Kalau di kantor saya dituntut untuk meniru gaya gambar yang sudah ditentukan, kali ini saya bebas menentukan gaya gambar yang sesuai dengan kemampuan saya. Tentunya tetap dibimbing oleh tim editor di penerbit Elex Media Komputindo dong ya~
Mengerjakan proyek ilustrasi buku cergam ini juga bikin saya semangat untuk terus menggambar dengan lebih baik (laaah, kan emang kerjaannya begitu…). Di proyek buku pertama dan kedua, saya masih menggunakan gaya gambar saya yang biasanya (mirip dengan karya tugas akhir saya di: Kuliah Semester Akhir di DKV (Bagian 3)).
Sedangkan di proyek buku ketiga (yang saat ini sedang digarap), saya ditantang oleh mbak editor untuk menggunakan gaya gambar yang berbeda. Kata beliau, saya harus banyak belajar untuk menguasai berbagai gaya gambar, biar bisa jadi ilustrator yang handal~
Baca juga: 5 Syarat Masuk DKV
Dukungan Keluarga & Sahabat
Saya sering mendengar omongan negatif seperti “mau jadi apa kalau kerjaannya menggambar terus?”, atau “enakan jadi …*masukkan jenis pekerjaan dengan gaji tinggi di sini*… ketimbang jadi tukang gambar”, atau “emang bisa makan dari menggambar?”, dan masih banyak lagi.
Syukurlah keluarga dan sahabat saya tidak pernah bicara demikian, malah mereka sangat mendukung hobi menggambar dan menulis ini. Tidak banyak orang yang beruntung seperti saya. Mulai dari awal kuliah di DKV (Desain Komunikasi Visual), lulus dengan predikat Cum Laude, ikut dalam berbagai kompetisi yang berkaitan dengan gambar-menggambar, hingga dapat pekerjaan sebagai penulis dan ilustator seperti sekarang.
Semua kegiatan yang saya lakukan tersebut, didukung penuh oleh keluarga dan sahabat-sahabat saya. Tidak ada dari mereka yang menentang pekerjaan yang berawal dari hobi ini. Biarpun orang lain menganggap pekerjaan saya ini tidak berarti (dipandang sebelah mata), tapi saya tetap bangga, dan terus berusaha untuk mengembangkannya jadi lebih baik lagi.
Saya pun berharap, semoga orang-orang yang punya hobi seperti saya (menulis dan menggambar), juga mendapat dukungan yang sama dari orang-orang di sekitarnya. Karena berkat dukungan tersebutlah, saya dan mereka bisa sukses dalam menjalani pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan kami.
Baca juga: Wisuda DKV (Bagian 1)
Hmm, segini dulu deh cuhatannya, gak terasa sudah 800-an kata aja… (efek lama tidak menulis di blog). Semoga tulisan ini dapat menginspirasi para penulis dan ilustrator muda, di mana pun kalian berada. Tetap semangat dalam berkarya! Terima kasih sudah membaca~ 😀
Salam,
Agung Rangga
Comments (38)
andreassays:
15 Agustus 2017 at 19:47memang enak kalau kerja sesuai hobbi
Agung Ranggasays:
24 Agustus 2017 at 20:28Iya, hehe. 🙂
agus sutisnasays:
15 Agustus 2017 at 21:45Keren, mas Agung
Agung Ranggasays:
24 Agustus 2017 at 20:28Terima kasih. 🙂
Mondasays:
19 Agustus 2017 at 20:56maju terus Gung …, kerja freelance sesuai minat dan bakat
Agung Ranggasays:
24 Agustus 2017 at 20:28Terima kasih Bunda Monda~ 😀
destinisays:
29 Agustus 2017 at 22:57Jadi pengin ikutan freelance. Eh, tapi aku gak begitu bisa gambar, nulis juga biasa saja hehe.
Semangat Agung! Semoga lancar karirnya.
Agung Ranggasays:
31 Agustus 2017 at 15:06Hehe, terima kasih. 🙂
Sandi Iswahyudisays:
18 Oktober 2017 at 06:41Pengalaman sudah makin mantap aja. Sukses selalu ya. terus konsisten di jalan ini. Esok, insya Allah kamu akan jadi pakar
Agung Ranggasays:
18 Oktober 2017 at 08:51Terima kasih mas. 🙂
Adi Pradanasays:
22 Oktober 2017 at 20:22Sukses terus buat mas Agung Rangga. Yg penting sdh dpt doa restu ortu, dan yg pasti pekerjaannya halal.
Agung Ranggasays:
22 Oktober 2017 at 20:23Terima kasih. 🙂
uyansays:
22 Mei 2018 at 20:18Love this part “Semakin cepat kerjaan beres, semakin cepat kamu dapat honor”
Salam kenal mas Agung ✌😁
Agung Ranggasays:
23 Mei 2018 at 17:09Salam kenal juga mas Uyan. 🙂
Nanasays:
7 April 2021 at 23:37Penerbit biasanya minta deadline berapa lama untuk buku ilustrasi? Trs standart harga untuk illustrator di penerbit itu biasanya berapa?
Agung Ranggasays:
23 Mei 2021 at 18:55Untuk deadline dan harga tergantung kesepakatan di awal sih, setiap ilustrator dan penerbit punya standar masing-masing. 😊
Meiliadsays:
8 Desember 2021 at 09:50Mas mau tny gmn caranya kl mau jd ilustrator di DAR? Mereka buka lowongan atau menawarkan secara personal? Krna sepertinya di Indonesia kurang open ya perihal perektrutan ini, mgkin karna banyak saingannya hehehe…
Agung Ranggasays:
31 Desember 2021 at 11:22Coba kirim surat lamaran langsung ke sana, barangkali diterima. 😅