Pengalaman Mengikuti Seleksi Pascasarjana di ITB

Sebelum resmi menjadi mahasiswa pascasarjana ITB, saya harus mengikuti serangkaian proses seleksi yang diadakan oleh ITB dengan penuh semangat dan perjuangan! Beberapa bulan yang lalu, saya sempat menulis tentang rencana saya untuk lanjut kuliah S2. Rencana itu sudah saya siapkan dengan matang sejak saya lulus kuliah S1 kemarin. Karena, cita-cita saya memang mewajibkan untuk minimal lulus S2 (baca: jadi dosen).

Nah, seperti yang sudah saya bocorkan sedikit di tulisan tentang ulang tahun saya yang ke 25, sekarang saya sudah resmi menjadi mahasiswa pascasarjana! Saya kuliah S2 di jurusan Magister Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung.

Biar cerita di blog ini lebih lengkap, sekarang saya tuliskan seperti apa proses yang harus saya lalui sampai menjadi mahasiswa S2. Mulai dapat tawaran dari kaprodi, persiapan buat daftar kuliah, proses pendaftarannya, hingga menanti pengumuman hasilnya.

Tawaran Lanjut Kuliah

Tawaran Lanjut Kuliah
Tawaran Lanjut Kuliah [shutterstock]

Suatu hari di bulan Februari 2018, saya mendapatkan telepon dari kepala program studi DKV di tempat saya kuliah S1, Pak Dicky. Tiba-tiba beliau bertanya, apakah saya jadi mau ambil S2 di ITB? Tentu saja saya jawab iya, dan beliau pun langsung meminta saya untuk bertemu di kampus.

Singkat cerita, beliau berkata kalau saat ini di jurusan Magister Desain ITB ada program khusus yang bekerja sama dengan Beasiswa Unggulan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Lalu saya ditawarkan untuk jadi salah satu perwakilan dari Universitas Telkom yang akan lanjut kuliah di sana.

Setelah dibicarakan syarat dan detail programnya, akhirnya saya setuju menerima tawaran ini. Selain saya, ada seorang lagi yang menjadi calon mahasiswa di program khusus ini dari kampus saya, yaitu teman saya, Irfan. Kami beda kelas (dia dari kelas Multimedia, saya dari kelas Manajemen Desain), tapi masih satu jurusan DKV.

Persiapan Mengikuti Seleksi

Persiapan Mengikuti Seleksi
Persiapan Mengikuti Seleksi [shutterstock]

Biarpun masuk program khusus, tetap saja saya harus mengikuti proses pendaftaran untuk mahasiswa umum/reguler. Untuk bisa mendaftar S2 di ITB, saya butuh mengumpulkan dan mendapatkan beberapa berkas penting, sesuai dengan syarat yang ditulis di laman Penerimaan Mahasiswa Baru ITB.

Berkas yang sudah saya miliki saat itu hanya ijazah & transkrip nilai S1. Kemudian saya mulai melengkapi berkas yang bisa dilakukan lebih awal, seperti hasil cetak final pengisian data calon mahasiswa baru, lembar kendali pendaftaran mahasiswa baru, surat pernyataan keaslian dokumen, dan surat perjanjian dengan ITB. Tidak lupa saya membayar uang pendaftaran untuk ikut seleksi pascasarjana ITB sebesar Rp 600.000,-.

Setelah itu mulai deh melengkapi berkas yang lain. Pertama, saya ikut tes TOEFL ITP dan Tes Potensi Akademik (TPA) yang diadakan di ITB. Tes TOEFL-nya sih tidak terlalu sulit bagi saya, tapi TPA-nya, beuuuh, susaaah banget! Pengalaman ikut kedua tes ini rencananya bakal saya tuliskan juga di blog ini, jadi tenang saja~ Selesai tes, saya pun dapat sertifikat berisi hasil yang memenuhi syarat nilai yang dibutuhkan.

Selanjutnya saya mengurus BPJS Kesehatan, untuk memenuhi syarat bukti kepemilikian asuransi kesehatan. Lalu saya juga menyusun portofolio karya dan proposal tesis yang akan diajukan saat tes wawancara nanti. Saya sempat konsultasi ke beberapa dosen di kampus saya dulu mengenai rencana tesis ini (terima kasih Pak Iman, Pak Dwija, Pak Patra, Pak Dicky, dan dosen-dosen lainnya~).

Oh iya, karena ini adalah program khusus beasiswa, maka syarat pelunasan biaya penyelenggaraan pendidikan (BPP) untuk sementara diabaikan dulu. Yang pertama kali didahulukan adalah pendaftaran di ITB-nya, biar status saya resmi jadi mahasiswa S2 di sana. Kalau sudah begitu, saya akan mendapatkan LoA (Letter of Acceptance) dari ITB, yang nantinya akan digunakan saat mendaftar beasiswa.

Proses Pendaftaran dan Seleksi

Proses Pendaftaran dan Seleksi
Proses Pendaftaran dan Seleksi [shutterstock]

Setelah berkas yang dikumpulkan lengkap, maka tinggal diunggah di laman penerimaan mahasiswa baru. Setelah itu saya mendapat surel yang menyatakan bahwa saya sudah terdaftar dalam program seleksi mahasiswa baru ITB. Setelah lulus seleksi administrasi, langkah selanjutnya adalah mengikuti tes wawancara!

Saya mendapat giliran tes wawancara di hari kedua, sementara teman saya (Irfan) dapat giliran hari pertama. Saat wawancara, ada sekitar 5 orang yang masuk dalam kelompok program khusus seperti saya, dan ruang wawancara dipisah dari kelompok calon mahasiswa program reguler.

Pewawancaranya adalah Pak Intan (penanggung jawab program khusus ini) dan seorang dosen laki-laki (saya lupa namanya). Proses wawancara berlangsung dengan lancar, tapi tetap saja saya merasa tegang, apalagi hari itu saya malah sakit flu. Yang dibahas adalah soal proposal tesis dan portofolio karya. Selesai wawancara, tinggal menunggu pengumumannya deh~

Pengumuman Hasil Seleksi

Pengumuman Hasil Seleksi
Pengumuman Hasil Seleksi [shutterstock]

Oh iya, selama mengikuti seleksi mahasiswa ITB, saya dimasukkan ke dalam grup Whatsapp khusus untuk program Beasiswa Unggulan (BU) ini. Awalnya anggota grup ini berisi sekitar 50-an orang, kemudian berkurang jadi 20-an orang saat seleksi tahap 1 (administrasi), hingga menjadi 17 orang saja saat seleksi tahap 2 (wawancara).

Syukurlah, saya masih bertahan di grup tersebut hingga akhir. Dan benar saja, ternyata saya lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru ITB 2018! Kemudian saya dapat undangan untuk daftar ulang di bulan Juli 2018 kemarin. Segeralah saya menyiapkan berkas-berkas untuk daftar ulang ini.

Pelaksanaan daftar ulang diadakan di gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga). Di sana akhirnya saya bertemu dengan 16 orang lainnya yang tergabung di program khusus BU ini. Mereka berasal dari berbagai universitas ternama di Indonesia, dan nantinya kami bakal jadi satu kelas di S2 ITB ini.

Proses daftar ulang berlangsung dengan lancar. Yang dilakukan hanya verifikasi berkas, pengecekan data induk mahasiswa, pengambilan jaket almamater (saya kaget, soalnya bukan jas, malah jaket), yang diakhiri dengan pengambilan foto untuk kartu tanda mahasiswa (KTM). Daftar ulang ini memakan waktu sekitar 2 jam, karena banyak sekali yang hadir.

Bulan Agustus 2018, saya menghadiri sidang penerimaan mahasiswa baru ITB yang diadakan di gedung Sabuga. Di sana saya diberikan informasi dan pengarahan seputar kegiatan akademis nanti, sekalian ambil KTM yang telah jadi. Lalu saya mengikuti acara pengenalan fakultas dan jurusan. Acara hari itu pun selesai dengan lancar~

Setelah melewati proses yang panjang tadi, sekarang saya resmi menjadi mahasiswa pascasarjana ITB! Oh iya, karena saya masuk program khusus beasiswa, maka saya juga harus mendaftar untuk program Beasiswa Unggulan dari Kemdikbud. Nah, proses pendaftarannya akan saya ceritakan di tulisan berikutnya. Terima kasih sudah membaca!

Salam,
Agung Rangga

Agung Rangga

Hai, salam kenal! Saya adalah seorang dosen di jurusan Desain Komunikasi Visual, memiliki minat dengan animasi dan komik, serta hobi menuliskan cerita kehidupannya ke dalam blog ini.

Comments (28)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Press ESC to close