Press ESC to close

Pengalaman Ikut Ujian TOEFL ITP di ITB

Setelah Tes Potensi Akademik, sekarang saatnya ujian TOEFL ITP untuk daftar pascasarjana di ITB dan beasiswa. Semoga kemampuan berbahasa Inggrisku masih bagus~

Pengalaman Ikut Ujian TOEFL ITP di ITB
Pengalaman Ikut Ujian TOEFL ITP di ITB

Setelah mendapatkan hasil dari Tes Potensi Akademik, saya pun harus mempersiapkan diri kembali untuk mengikuti tes berikutnya, yaitu tes kemampuan berbahasa Inggris. Dari berbagai macam pilihan yang tersedia, saya memutuskan untuk mengambil TOEFL ITP, yang ujiannya dilaksanakan di ITB. Ini adalah salah satu berkas awal yang saya persiapkan untuk ikut seleksi pascasarjana ITB.

Oh iya, hasil dari ujian TOEFL ITP ini akan saya gunakan di dua keperluan, satu untuk daftar seleksi masuk ITB, dan satunya lagi untuk daftar program Beasiswa Unggulan. Syarat nilai minimum TOEFL ITP untuk seleksi masuk ITB adalah 475, sementara syarat nilai minimum untuk daftar Beasiswa Unggulan adalah 500. Duh, saya pun berpikir, bisa tidak ya saya mencapai kedua nilai minimum tersebut… 😭


Pendaftaran Ujian TOEFL ITP

Pendaftaran Ujian TOEFL ITP
Pendaftaran Ujian TOEFL ITP [sumber: shutterstock]

Sebenarnya TOEFL ITP ini dilaksanakan di berbagai tempat, mulai dari kampus, lembaga kursus, dan lain-lain. Sebelumnya saya sempat berencana untuk ikut tes ini di kampus saya dulu, Universitas Telkom. Tapi berhubung sudah daftar TPA di ITB, jadi lanjut aja sekalian daftar TOEFL ITP di sana. Lagipula, saya kan jadi ada kesempatan untuk jalan-jalan di calon kampus baru ini, hehehe~ 😁

Proses pendaftarannya juga cukup mudah, yaitu bisa datang langsung ke UPT Pusat Bahasa di ITB atau via situs registrasinya. Kalau tidak salah, tes ini diadakan di jadwal tertentu, dan bila kuota peserta tes sudah penuh, kamu harus menunggu jadwal tes berikutnya (biasanya jadwalnya tidak pasti). Biaya untuk mengikuti tes ini sebesar Rp 500.000,-, lumayan mahal sih, jadi jangan sampai gagal! 🀣

Saya dapat jadwal tes di tanggal 7 Maret 2018, jam 13:30! Duh, mana waktu tesnya pas di jam tidur siang saya lagi, semoga aja nanti tidak mengantuk. 😴 Sehari sebelum tes, saya sempat mencari contoh soal ujian TOEFL ITP di internet. Ketemu beberapa situs yang menyediakan simulasi TOEFL ITP, dan pas dicoba, syukurlah kemampuan bahasa Inggris saya masih cukup mumpuni~ πŸ˜‚


Proses Ujian TOEFL ITP

Proses Ujian TOEFL ITP
Proses Ujian TOEFL ITP [sumber: shutterstock]

Saat hari tes tiba, saya mulai melakukan persiapan sebelum berangkat ke ITB. Yang pasti adalah sembahyang, memohon doa pada Sang Hyang Widhi, biar dilancarkan saat mengerjakan soal tesnya. Kemudian yang tidak kalah penting adalah makan siang! Biarpun nantinya bisa bikin mengantuk (karena kekenyangan), makan siang itu penting biar nanti tidak kelaparan dan tidak hilang konsentrasi saat tes. 😀

Saya juga berangkat lebih awal, supaya tidak telat tiba di sana. Ketika sampai di ITB, masih ada waktu sekitar 1 jam sebelum tes dimulai. Saya memanfaatkannya untuk belajar bermain dengan Nintendo 3DS yang sengaja saya bawa~ 😜 Saat sisa waktu menunjukkan 15 menit lagi, saya gunakan untuk buang air kecil, biar nanti tidak kebelet pas lagi mengerjakan tes~ 🚽

Tempat tesnya sendiri ada di gedung UPT Bahasa ITB, tepatnya di lantai 4. Saat itu saya kebagian tempat di Ruang A, dan nomor meja 32 yang berada di pojok ruangan. Jadi meja tesnya itu berbentuk booth, di mana ada sekat-sekat antar meja, biar tidak bisa saling mencontek~ πŸ˜† Peserta tesnya lumayan banyak saat itu, yaitu 32 orang, di mana saya adalah peserta terakhir di sesi tes ini~ 😎

Pukul 13:30, lembar jawaban mulai dibagikan. Cara pengisiannya dengan menghitamkan bulatan jawaban, sama seperti lembar jawaban komputer (LJK) pada umumnya. Tapi ada yang berbeda di LJK kali ini, yaitu saat mengisi kolom nama peserta, urutan namanya mulai dari nama belakang, bukan nama depan! 😲 Jadi saya pun menulis nama saya begini: “Lawe, I Gusti Agung R” (kepanjangan namanya, jadi disingkat deh~ 🀣).

Tes ini dibagi menjadi 3 sesi, yaitu sesi mendengarkan percakapan (listening), memahami struktur kalimat (grammar), dan membaca artikel panjang (reading). Sesi pertama ada 50 soal, dan percakapan dikumandangkan melalui sebuah speaker besar di dinding atas ruangan itu. Sebenarnya ada headphone di tiap meja, tapi malah tidak digunakan~ πŸ™„ Syukurlah suara dari speaker-nya cukup kencang dan jelas, sementara untuk soal dialog percakapannya cukup bervariasi, ada yang panjang dan ada yang pendek.

Sesi kedua ada 40 soal, di mana kita harus mengisi kolom kosong dengan kata yang sesuai. Kemampuan grammar saya benar-benar diuji di sini, soalnya saya agak lemah dengan menentukan apakah itu kalimat masa lalu, masa kini, atau masa depan. 😭 Sesi terakhir ada 50 soal, dengan soal berupa artikel yang panjang-panjang sekali~ Tipsnya adalah baca soalnya dulu, lalu cari jawabannya di artikelnya. Kalau kamu baca artikelnya duluan, nanti malah lebih banyak menghabiskan waktu~ πŸ˜‰


Hasil Ujian TOEFL ITP

Hasil Ujian TOEFL ITP
Hasil Ujian TOEFL ITP [sumber: shutterstock]

Syukurlah saya dapat mengerjakan TOEFL ITP ini dengan lancar. Untuk hasil tesnya sendiri bisa diambil di gedung UPT Bahasa ITB sekitar 2 minggu setelah tes. Tanggal 26 Maret 2018 hasil tes saya keluar, dan syukurlah nilainya lebih dari cukup untuk daftar seleksi pascasarjana ITB dan Beasiswa Unggulan. Keterangan nilai lengkapnya seperti ini:

Listening Comprehension55
Structure & Written Expression51
Reading Comprehension59
Total550

Benar-benar tidak menyangka kalau saya bakal dapat nilai sebesar itu! 😭 Saya sangat merasa bersyukur, karena saya tidak perlu ikut tes dengan biaya mahal ini lagi~ πŸ’Έ Oh iya, hasil tesnya ada 3 lembar ternyata, yaitu lembar berupa sertifikat, score report berukuran besar, dan score report kecil berbentuk mirip kuitansi. Ketiganya bisa dipakai untuk daftar kampus atau beasiswa, jadi tenang saja~ πŸ˜‰


Kira-kira begitulah cerita tentang pengalaman saya ketika mengikuti ujian TOEFL ITP di ITB. Dengan begini, lengkap sudah kedua persyaratan nilai untuk masuk ke ITB dan daftar beasiswa~ Tapi tenang, saat tulisan ini diterbitkan, saya sudah resmi menjadi mahasiswa Magister Desain di ITB, dan sudah dapat beasiswa dari program Beasiswa Unggulan. Nah, untuk berikutnya, akan saya ceritakan pengalaman saat mendaftar beasiswa ini! πŸ˜†

Salam,
Agung Rangga

Agung Rangga

Hai, salam kenal! Saya adalah seorang dosen di jurusan Desain Komunikasi Visual, memiliki minat dengan animasi dan komik, serta hobi menuliskan cerita kehidupannya ke dalam blog ini.

Comments (14)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *