Ponselku Dari Masa Ke Masa (bagian 1)

Perkembangan teknologi seperti ponsel sangatlah pesat, dan saya termasuk orang yang gemar mengikutinya, bahkan dari pertama kali berkesempatan memiliki ponsel.

Ponselku Dari Masa Ke Masa (bagian 1)
Ponselku Dari Masa Ke Masa (bagian 1)

Ponsel adalah benda kecil yang hampir selalu ada di dekat saya. Ke mana saja wajib membawa ponsel. Kebutuhan akan komunikasi dan multimedia, menjadikan ponsel seolah-olah sudah menjadi keperluan primer setiap orang.

Pertama kali saya diizinkan mempunyai ponsel yaitu saat masih duduk di bangku SMP. Dan sejak itu pula, saya jadi kecanduan dalam mengikuti perkembangan ponsel ini. Bahkan saya sampai rutin membeli tabloid PULSA, biar selalu update soal ponsel-ponsel terbaru.

Berikut ini adalah daftar panjang mengenai semua ponsel yang pernah saya miliki. Eh, karena terlalu panjang, tulisan ini saya bagi jadi 2 bagian~ 😁 Semua ponsel di bawah ini tidak ada lagi yang saya pakai, melainkan sudah saya jual/berikan ke adik-adik saya.


1. Nokia 6630

Nokia 6630
Nokia 6630 [sumber: phonearena.com]

Ini dia ponsel pertama saya! Nokia 6630 merupakan salah satu ponsel pintar dari Nokia yang menggunakan sistem operasi Symbian. Salah satu ponsel pertama yang mendukung jaringan 3G, memiliki kamera 1,3 MP dan bentuk tubuh yang unik.

Ponsel ini dibeli saat keluarga saya hendak pergi ke Bali, untuk mendokumentasikan kegiatan upacara potong gigi yang diadakan di rumah mendiang Kakek saya. Sayangnya ponsel ini sempat rusak 2 kali, hingga akhirnya saya putuskan untuk menjualnya.


2. Nokia 5300

Nokia 5300
Nokia 5300 [sumber: phonearena.com]

Ponsel kedua adalah Nokia 5300 yang terkenal dengan julukan “XpressMusic”. Seperti julukannya, telepon seluler ini mengunggulkan fitur musik dengan menyertakan tiga tombol khusus musik (rewind, play/pause, forward) di sisinya.

Ponsel ini saya beli karena suka dengan bentuk tubuhnya yang mungil, dan mekanisme geser (slide) yang dibawanya. Kualitas musiknya pun patut diacungi jempol. Namun saya harus berpisah dengan ponsel ini dengan menjualnya, setelah sempat jatuh dari kantong saya.


3. Sony Ericsson G502

Sony Ericsson G502
Sony Ericsson G502 [sumber: phonearena.com]

Selanjutnya ada Sony Ericsson G502, salah satu ponsel pertama dengan teknologi HSDPA (3.5 G). Ponsel yang mengandalkan fitur kecepatan internet ini memiliki desain yang futuristik, kamera yang bagus, dan harga yang cukup murah.

Saya membeli ponsel ini saat masuk SMA, dan menjadi bangga karena jarang sekali ada yang punya ponsel serupa! Ini adalah salah satu ponsel yang paling lama saya pakai. Sayangnya, layar ponsel ini pernah kemasukkan air hujan, dan akhirnya dijual bersama ponsel berikutnya.


4. Nokia 1280

Nokia 1280
Nokia 1280 [sumber: phonearena.com]

Ponsel berikutnya adalah Nokia 1280 yang sudah pernah saya ulas sebelumnya. Ponsel ini tadinya saya beli sebagai ponsel cadangan yang bisa dibawa ke sekolah. Karena kalau bawa si G502 ke sekolah, takutnya rawan hilang/disita guru~ 🤣

Ponsel ini tuh ukurannya kecil, jadi bebas masuk ke saku celana~ Selain itu, fitur yang ditawarkan pun sebatas telepon dan sms saja. Oh iya, ini adalah ponsel dengan layar monokrom satu-satunya yang pernah saya miliki! Ugh, jadi kangen punya ponsel simple seperti ini lagi… 😢


5. Samsung Galaxy Gio

Samsung Galaxy Gio
Samsung Galaxy Gio [sumber: phonearena.com]

Setelah bursa ponsel di Indonesia mulai diinvasi oleh ponsel berbasis Android, tentunya saya ingin mencoba juga dong~ Di saat teman-teman saya memakai Blackberry, saya termasuk sekian orang pertama yang memakai ponsel Android di sekolah~ 😎

Saya memilih Samsung Galaxy Gio sebagai ponsel android pertama saya. Saat itu, ponsel ini merupakan salah satu yang menawarkan fitur terbaik dengan harga terjangkau. Saya juga cukup lama menggunakan ponsel ini, namun tetap saja saya tergoda untuk menjualnya… 😭


6. Samsung Champ

Samsung Champ
Samsung Champ [sumber: phonearena.com]

Sama seperti alasan saya membeli Nokia 1280, Samsung Champ ini saya beli untuk digunakan sebagai ponsel cadangan kalau dibawa ke sekolah~ 🤣 Ukuran yang mungil dan harga yang cukup terjangkau menarik minat saya untuk membeli ponsel ini.

Dibanding Galaxy Gio, Champ menawarkan fitur yang lebih minim. Contohnya layar sentuh dengan stylus, kamera ala kadarnya, dan tidak ada dukungan aplikasi pihak ketiga seperti di Android. Ponsel ini ujung-ujungnya saya berikan ke adik saya.


7. Nokia Asha 302

Nokia Asha 302
Nokia Asha 302 [sumber: phonearena.com]

Ponsel terakhir di bagian pertama ini sebenarnya saya beli karena “iseng”. Jadi, dulu tuh saya pernah merasa jenuh dengan layar sentuh, dan ingin kembali ke ponsel dengan tombol fisik. Makanya, si Galaxy Gio saya jual untuk membeli Nokia Asha 302.

Ponsel dengan keyboard Qwerty ala Blackberry ini sukses memincut hati saya. Fitur yang ditawarkan pun cukup untuk kebutuhan saya sehari-hari. Sayangnya, ponsel ini tidak bertahan lama di tangan saya, dan akhirnya saya wariskan ke adik saya lagi~ 😢


Nah, untuk bagian pertama dari tulisan ini selesai~ Masih ada beberapa ponsel lagi yang akan saya bahas di bagian selanjutnya. Hehehe, saya memang gemar gonta-ganti ponsel sih~ 🤣 Ngomong-ngomong, adakah ponsel di atas yang pernah kamu pakai?

Salam,
Agung Rangga

Agung Rangga

Hai, salam kenal! Saya adalah seorang dosen di jurusan Desain Komunikasi Visual, memiliki minat dengan animasi dan komik, serta hobi menuliskan cerita kehidupannya ke dalam blog ini.

Comments (8)

Tinggalkan Balasan ke Agung Rangga Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Press ESC to close