Semester 3 di Magister Desain (Bagian 2)

Pada bagian sebelumnya, saya telah menceritakan tentang mata kuliah apa saja yang saya pelajari di semester ketiga perkuliahan di Magister Desain. Termasuk bagaimana kegalauan saya ketika menentukan topik yang akan diangkat ke tesis. Kali ini, saya akan melanjutkan cerita dalam menempuh semester pra-tesis ini, mulai dari masalah keluarga, hingga mencari jawaban dari pertanyaan yang kemarin.

Lanjutan dari: Semester 3 di Magister Desain (Bagian 1)

Bapak & Arya Sakit

Beberapa hari setelah kuliah perdana (pertengahan Juni 2019), tiba-tiba saya ditelepon oleh Mama, dan beliau bilang kalau Arya (adik bungsu saya) sempat dirawat di klinik dekat rumah, karena ada gejala tifus dan sesak. Eh, besoknya mama telepon saya lagi, bilang kalau Arya sudah boleh pulang, namun kini gantian Bapak saya yang sakit. Katanya Bapak meriang, dan batuk-batuknya kumat lagi.

Di rumah cuma ada Mama yang mengurus Arya dan Bapak, sementara Dewi (adik pertama saya) masih kuliah di Bali, dan saya di Bandung. Karena kondisi keduanya memburuk, Mama ingin bawa ke rumah sakit. Tapi karena beliau sendirian, saya sebagai anak pertama diminta untuk pulang dan bantu mengantar ke RS. Karena di semester ini hanya ada 2 matkul, dan keduanya sudah kuliah perdana kemarin, jadi saya beranikan untuk pulang ke rumah.

Singkat cerita, setelah tiba di rumah saya istirahat dulu sehari. Kemudian besoknya saya dan Mama mengantar Bapak dan Arya ke RS Awal Bros Bekasi, tempat di mana dulu Bapak pernah dirawat juga pas saya mau sidang akhir waktu kuliah S1. Setelah diperiksa oleh dokter dan cek darah, Bapak dinyatakan kambuh diabetesnya, terkena demam berdarah, dan tifus. Sementara Arya dinyatakan terkena demam berdarah juga dan ada flek di paru-parunya.

Bapak & Arya Sakit
Bapak & Arya sakit

Bapak dan Arya dirawat inap di sana, namun ada 1 masalah, kamarnya terpisah! Bukan hanya terpisah ruang, tapi terpisah lantai! Mama mengantar Bapak ke kamar di lantai 5, dan saya mengantar Arya ke kamar di lantai 3. Tapi syukurlah, ternyata ada pasien yang mau keluar dari kamar Bapak, dan akhirnya pas malam-malam Arya sudah sekamar dengan Bapak. Fyuh, jadi tidak perlu mondar-mandir lagi sekarang.

Tapi, saya dan Mama merasa kewalahan juga sih merawat dua pasien sekaligus. Alhasil, kami meminta Dewi yang lagi libur semester di Bali, untuk pulang ke rumah. Saya pun terpaksa izin kuliah seminggu untuk ikut merawat keluarga. Dan syukurlah, tepat seminggu kemudian Arya dan Bapak sudah boleh dipulangkan dari RS. Kondisi keduanya sudah lebih baik, dan saya sangat bersyukur akan hal itu. Besoknya saya langsung kembali ke Bandung untuk melanjutkan kuliah.

Kuesioner Pertama

Seperti yang saya tulis di bagian pertama dari pengalaman kuliah semester 3 ini, Pak Irfan (dosen saya) menyuruh saya untuk menanyakan media apa yang disukai oleh target audiens dari penelitian saya, yaitu anak-anak SD. Salah satu caranya adalah dengan menyebarkan kuesioner ke mereka. Maka dari itu, saya segera mengurus surat pengantar dari ITB, yang akan disampaikan saat menyebarkan kuesioner nanti.

Oh iya, biar lebih spesifik, saya menyasar target audiens ke anak-anak SD, kelas 2-6, dan beragama Hindu. Kenapa Hindu? Karena topik penelitian tesis saya mau mengangkat cerita tentang salah satu ajaran etika Hindu, yaitu Tri Kaya Parisudha (tiga perilaku yang disucikan). Iya, topiknya sih sudah saya tetapkan, namun media yang ingin dirancang masih belum pasti.

Saya mulai menyusun beberapa pertanyaan untuk kuesionernya. Total sebanyak 27 pertanyaan yang dibagi menjadi 3 topik, yaitu seputar media yang disukai, pengetahuan akan Tri Kaya Parisudha, dan perilaku bullying (karena di pendahuluan tesis saya menyinggung hal ini, jadi mau tahu pendapat anak-anak juga). Semua pertanyaan saya satukan di selembar kertas ukuran A4 bolak-balik, biar anak-anak lebih mudah mengisinya.

Setelah kuesioner siap, di pertengahan Juli 2019 saya pulang lagi ke rumah. Kebetulan Dewi masih liburan semester di rumah juga, jadi saya bisa mengajak dia untuk menemani saya waktu menyebar kuesioner. Jujur, sebenarnya saya takut kalau harus menyebar kuesioner sendirian ke anak-anak kelas 2 hingga kelas 6 SD. Alasannya… Yaa… Tidak tahu sih, yang jelas saya kurang bisa berbaur sama anak-anak sepertinya…

Di Tengah Kerumunan Anak SD

Mungkin kamu bingung, di mana saya bisa menemukan target audiens anak-anak kelas 2-6 SD yang beragama Hindu di Bekasi. Jawabannya adalah : di pasraman! Ya, pasraman itu semacam sekolah agama Hindu, yang biasanya dikunjungi oleh anak-anak SD hingga SMA di hari Minggu, untuk belajar agama Hindu yang tidak diajarkan di sekolah asli mereka. Pasraman yang saya tuju adalah tempat saya dan adik-adik saya sekolah dulu, yaitu Pasraman Tirta Bhuana Bekasi.

Saya berangkat sendirian, sementara Dewi berangkat bareng Bapak dan Mama agak siangan. Sampai di sana, saya menyampaikan surat pengantar dari kampus kepada perwakilan pasraman (Pak Made), dan oleh beliau saya diizinkan untuk menyebarkan kuesioner. Sayangnya, karena hari itu adalah hari daftar ulang siswa, jadi murid-murid yang hadir masih sedikit sekali. Tapi tidak apa, yang penting saya dapat data!

Foto bersama anak-anak kelas 4 SD
Foto bersama anak-anak kelas 4 SD

Awalnya saya diajak Pak Made ke kelas yang beliau ajar, yaitu kelas 4 SD. Di kelas itu ada 40-an murid yang langsung memandang saya ketika saya masuk ke kelasnya, dan saya hanya bisa nyengir… Sebelum mulai belajar, Pak Made mengajak para siswa untuk sembahyang Puja Tri Sandhya, dan saya memperhatikan dari kursi di belakang kelas.

Setelah sembahyang, beliau meninggalkan saya sendirian di kelas, dan mempersilakan saya untuk menyebarkan kuesioner. Keringat dingin, saya maju ke depan kelas dan mulai memperkenalkan diri secara singkat. Lalu saya mulai bagikan lembar kuesionernya, dan mereka pun mulai mengisi lembar tersebut.

Di luar dugaan, ternyata mereka sangat antusias dalam menjawab pertanyaan kuesionernya! Beberapa ada yang bertanya ke saya jika mereka tidak mengerti tentang pertanyaannya. Kelasnya lumayan seru ternyata! Sekitar 15 menit kemudian, semuanya selesai mengisi kuesioner, dan mengembalikan lembarnya ke saya. Saya pun mengucapkan terima kasih, dan pamit dari kelas itu.

Ketika menyebarkan kuesioner ke anak-anak SD
Ketika menyebarkan kuesioner ke anak-anak SD

Kemudian saya lanjut menyebarkan kuesioner ke kelas lainnya, yaitu kelas 2 dan 3, kali ini dibantu dengan guru kelasnya. Beberapa saat kemudian, si Dewi sudah tiba di pura bareng Bapak dan Mama. Saya ajak deh dia untuk menemani saya menyebarkan kuesioner ke kelas 5 dan 6. Saya sengaja tidak ke kelas 1, soalnya takut mereka masih belum mengerti pertanyaan kuesionernya.

Wawancara Guru Pasraman

Setelah mendapatkan data kuesioner, saya sekalian cari data wawancara juga. Saya pergi ke ruang guru, dan akhirnya bertemu dengan kepala pasramannya, Pak Nyoman. Pas saya memperkenalkan diri, eeh, saya malah dikira bukan orang Hindu dong! Sontak, beberapa guru yang ada di sana membela saya, dan bilang kalau saya seorang Hindu yang pernah belajar di pasraman ini.

Akhirnya saya dipersilakan untuk wawancara ke Bu Sudiani, seorang doktor yang juga mengajar ekstrakulikuler di pasraman. Ini pertama kali saya bertemu dengan beliau, karena pas saya belajar di sini, saya belum pernah diajari oleh Bu Sudiani. Syukurlah, proses wawancara berjalan lancar, dan saya mendapatkan jawaban yang bisa memperkuat tesis saya.

Wawancara dengan guru pasraman
Wawancara dengan guru pasraman

Esok harinya, saya bergegas balik ke Bandung untuk kembali kuliah. Lagi pula, jika saya terlalu lama berada di rumah, saya suka merasa sulit untuk konsentrasi. Apalagi, saya harus segera mengolah data kuesioner tadi untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan Pak Irfan. Kira-kira, apakah anak-anak menyukai media e-book interaktif? Atau malah media lain? Hmm…

Bersambung ke bagian 3…

Salam,
Agung Rangga

Agung Rangga

Hai, salam kenal! Saya adalah seorang dosen di jurusan Desain Komunikasi Visual, memiliki minat dengan animasi dan komik, serta hobi menuliskan cerita kehidupannya ke dalam blog ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Press ESC to close