Ujian Praktek Agama Hindu

Sekolah – Ujian Praktek Agama HinduUjian praktek merupakan bagian yang paling mendebarkan setelah ujian teori. Teori dan praktek saling berhubungan satu sama lain. Dan sebagai murid sekolah, saya wajib menguasai teori-teori dan praktikum yang akan diujikan sang guru. Jadi, kemarin sore (11/02) teman saya (Rama namanya) nge-mention saya lewat Twitter, memberitahukan kalau hari minggu (12/02) akan diadakan ujian praktek Agama Hindu di sekolah agama. Hah?! Pikir saya, ini rasanya kok ya terlalu cepat?

Ya, katanya sih karena sudah ada beberapa sekolah yang meminta nilai praktek agama Hindu, maka ujian praktek dipercepat. Dan hal itu disampaikan oleh guru kami (Pak Toto namanya) minggu lalu, yang kebetulan saya gak masuk hari itu~ Setengah percaya, saya telepon saja guru saya itu, dan ternyata memang benar, besok ada ujian praktek. Katanya ujian dimulai jam 9:30, dan materi yang diujikan ada 4 :

  1. Melakukan Dharma Wacana (ceramah tentang agama)
  2. Membuat Canang Sari (sajen untuk sembahyang)
  3. Menghapalkan 5 Mantra/doa sehari-hari
  4. Membaca Sloka/Kidung

Yap, cukup banyak bukan? Soal poin 2, 3, dan 4 sih sudah saya kuasai, namun untuk poin 1 masih bingung harus buat Dharma Wacana seperti apa.


Dan pagi ini saya berangkat bersama ayah ke sekolah agama Hindu, tepatnya di Pura Agung Tirtha Bhuwana – Bekasi. Sampai di Pura, ternyata masih sepi. Hal ini wajar, karena sabtu kemarin hari raya Kuningan, dan seharusnya minggu ini diliburkan, maka yang masuk hanya kami, para murid kelas XII yang akan ujian praktek. (mulai belibet bahasanya)

Satu persatu yang lainnya datang. Dan ujian prakteknya dimulai dengan membuat canang sari (poin 2!), sebuah sajen berbentuk kecil yang isinya macam-macam (bunga, beras, porosan, pandan, dll). Sedikit curang, saya membuat canang sari yang baru ½ jadi dari rumah. Dan setelah selesai, saya maju ke meja guru, dan dihadapkan pada serentetan pertanyaan yang beliau tuturkan. Saya disuruh menjelaskan filosofi dalam sebuah canang sari yang saya buat, dan untung saja, saya masih hapal ketika hal itu dijelaskan oleh ibu saya, sang master dalam membuat sajen apapun~

Selanjutnya, saya disuruh menyebutkan beberapa mantra doa sehari-hari (poin 3!). Dan waktu itu saya hanya hapal 5 doa sehari-hari, lalu beliau pun memberi solusi yang tak terduga : disuruh menyebutkan doa Panca Sembah! Huahaha, yang ini sih saya hapal banget~~~ Dan setelahnya, saya disuruh memilih, mau baca sloka atau mau me-kidung (poin 4!). Karena saya lebih mudah melantunkan syair kidung, maka saya pilih yang itu. Dan kidung yang saya lantunkan adalah Kidung Wargasari, yang biasanya dinyanyikan saat sebelum memulai persembahyangan besar di pura.

Fiuuuh~ Syukurlah, ternyata saya bisa menghadapi ujian praktek agama ini dengan baik. Dan guru saya bilang, untuk ujian Dharma Wacana-nya ditunda minggu depan, karena waktu yang sangat terbatas ini. Yaaah, padahal saya udah siap tuh untuk melakukan Dharma Wacana~

PS : Psst, maaf ya kalau saya jarang nulis notes di PopNote akhir-akhir ini~ Itu karena saya masih banyak kegiatan, dan waktu saya yang juga sangat terbatasi oleh hal-hal menyangkut pendidikan saya di sekolah~ Sebisa mungkin, saya akan lebih rajin nulis notes~

Salam – Agung Rangga

Agung Rangga

Hai, salam kenal! Saya adalah seorang dosen di jurusan Desain Komunikasi Visual, memiliki minat dengan animasi dan komik, serta hobi menuliskan cerita kehidupannya ke dalam blog ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Press ESC to close