
Curhat – Foto merupakan salah satu bentuk dokumentasi penting dari sebuah peristiwa. Ada banyak sekali kejadian-kejadian sekitar yang bisa diabadikan melalui foto. Mulai dari kejadian bersejarah yang akan dikenang berpuluh-puluh tahun kemudian, sampai kejadian ga penting yang ditujukan untuk kesenangan semata.
Berbicara mengenai foto, pasti kamu sudah akrab kan dengan kata ‘selfie‘. Sederhananya, selfie a.k.a foto narsis merupakan foto dari potret diri sendiri yang diambil menggunakan kamera ponsel atau kamera digital. Biasanya, selfie sering dijadikan ajang ‘pamer wajah’, dimana kita bisa mengungkapkan berbagai ekspresi wajah sesuka hati.
Ada beberapa macam teknik untuk mengambil foto selfie. Contohnya dengan menggunakan ‘tongsis‘ a.k.a tongkat narsis, yaitu tongkat portable yang ujungnya bisa digunakan untuk tempat kamera/ponsel, dan gagangnya bisa diatur panjangnya sesuai keinginan. Tongsis ini juga sangat penting bila ingin ber-selfie bareng banyak orang, karena dapat menjangkau rana yang luas.
Kalau tidak punya tongsis, pakai tangan sendiri juga bisa. Tinggal arahkan lensa kamera menghadap wajah, jauhkan tangan sesuai jarak yang pas, dan potret! Atau menggunakan bantuan cermin, jadi kita tinggal memotret pantulan diri kita di cermin, simple dan ga ribet. Tapi kalau pakai cermin, kurang berasa sih selfie-nya.
Sekarang ini, banyak sekali gadget keluaran terbaru yang mendukung kegiatan selfie ini. Kalau dulu kita harus bersusah payah mengatur sudut pengambilan yang pas agar foto kita terlihat sempurna, kini semua terasa lebih mudah berkat bantuan dari teknologi ini.
Salah satunya yaitu kamera depan pada ponsel. Kamera ini biasa digunakan untuk melakukan panggilan video (video calling) melalui jaringan internet. Seiring jaman, kamera depan beralih fungsi menjadi alat selfie paling mudah ditemui. Hampir semua ponsel keluaran baru memiliki kamera depan. Bahkan, beberapa diantaranya memiliki kualitas yang sangat baik dengan ukuran resolusi yang besar.
Selain untuk dokumentasi pribadi, selfie biasa dibagikan ke publik lewat jejaring sosial, semacam facebook, twitter, instagram, atau path. Nah, kalau tujuan kita ber-selfie untuk dibagikan ke publik, maka foto yang kita ambil tidak boleh menyinggung SARA atau vulgar. Tahu sendiri kan jejaring sosial seperti apa, sekali dipublikasi, bisa-bisa seluruh dunia tahu.
Intinya, selfie memang menyenangkan! Mari ber-selfie ria. Cheese!
Kapan terakhir kali selfie? 😀
Comments (38)
Irvan Robiansyahsays:
23 Juli 2014 at 14:01Ga ada salahnya ya tiap orang buat Selfie. yang penting gaya fotonya wajarnya aja, jangan kaya anak alay :p
terakhir saya selfie kemarin lusa, waktu bukber sama teman-teman 😀
Agung Ranggasays:
23 Juli 2014 at 19:47gaya apapun sah-sah saja sih, asal ga mengganggu sekitar~ 😉
Elang Wicaksosays:
29 Juli 2014 at 07:41Saya ndak suka selpi, tapi sering jadi korban istri selpi-selpian :0
Agung Ranggasays:
29 Juli 2014 at 07:53Hoho, istrinya sering ngajak selpi bareng ya mas? :mrgreen;
rahmiazizasays:
8 Agustus 2014 at 21:20Kalo aku malah ngga bisa selfie. Makanya susah kalo disuruh selfie tangannya kaku hehehe. Salam kenal mas 🙂
Agung Ranggasays:
22 Oktober 2014 at 08:12hehe, mungkin belum terbiasa ya mbak~
salam kenal kembali~
dedy oktavianus pardedesays:
10 Agustus 2014 at 11:50nope, none and never,
jauh lbh suka motoin orang lain atau makanan soalnya…..
Agung Ranggasays:
22 Oktober 2014 at 08:13hihi, tapi sesekali boleh dicoba loh mas~ 😉