Pulang ke Bali: Berangkat!

Perjalanan – Selamat tahun baru 2015! *niup terompet* Ahahaha, sudah lama sekali gak ngeblog, rasanya jari jadi kaku nih ngetik di keyboard~ Nah, berhubung saya masih dalam masa liburan, maka akan saya ceritakan bagaimana serunya pengalaman pulang ke Bali pas akhir Desember kemarin. Siap? Berangkat!!!


Tujuan ke Bali

Hmm, kangen banget deh pulang kampung ke Bali. Kalau gak salah, terakhir pulang tuh pas Desember tahun 2011. Waktu itu sih pulang kampung karena mau liburan aja. Dengan mengendarai mobil pribadi, perjalanan dari Bekasi (Jawa Barat) ke Karang Asem (Bali) rasanya berkesan banget.

Tapi perjalanan kali ini berbeda! Ada satu agenda penting yang akan dilaksanakan di kampung saya: upacara ngaben untuk (alm) kakek (ayah dari bapak saya). Ya, beliau meninggal pas bulan November 2014 kemarin, namun jenazahnya baru dimakamkan di pemakaman yang berada di desa kami, desa Padangaji.

Nah, setelah para anak-anak kakek (bapak saya dengan saudara-saudaranya) berembug, maka diputuskanlah untuk mengadakan upacara ngaben di bulan Desember. Upacara ini ternyata membutuhkan dana yang besar loh, karena banyaknya sesajen dan persembahan yang akan digunakan sepanjang upacara berlangsung.


Tiket dan Packing

Keluarga saya berencana berangkat pas tanggal 20 Desember. Namun, saat itu saya masih harus berkutat dengan UAS terakhir. Makanya, bapak, mama, dan kedua adik saya berangkat duluan menggunakan mobil pribadi dari Bekasi. Sedangkan saya yang masih di Bandung, akan menyusul tanggal 24 Desember nanti.

Sebelumnya, bapak sudah membelikan saya tiket pesawat jauh-jauh hari untuk perjalanan ke Bali. Syukurlah saya mendapat jadwal penerbangan siang, tepat sehari sebelum Natal. Dan waktu itu dapat harga 1,1 juta untuk sekali perjalanan. Saya akan terbang naik Lion Air dari Bandara Soekarno Hatta.

Tiket pesawat sudah, lalu saya pikirkan bagaimana caranya pergi dari Bandung ke Bandara Soetta. Setelah tanya teman, ternyata ada 2 alternatif kendaraan: naik Bis Primajasa atau naik travel. Karena lebih murah, jadilah saya pesan tiket bis. Agar bisa sampai tepat waktu, saya sengaja pesan bis yang berangkat pagi (jam 6:00). Harga tiketnya cukup murah, sekitar 100 ribuan.

Sehari sebelum berangkat (23/12), saya mulai packing semua barang yang akan dibawa. Agar tidak ribet, saya hanya menggunakan satu ransel saja, biar bisa dibawa masuk ke kabin pesawat. Ukurannya medium sih, dan lagipula saya hanya bawa beberapa potong baju, celana, dan laptop saja. Karena keluarga saya sudah membawa banyak baju saya yang ada di lemari rumah, jadi gak perlu bawa baju lagi dari Bandung.

Setelah semua siap, saya pesan taksi untuk perjalanan ke halte bis Primajasa yang berada di Batununggal, Bandung. Tadinya sih mau naik angkot saja, tapi mikir-mikir, kayaknya belum ada/jarang angkot yang beroperasi di pagi-pagi buta. Sengaja memilih taksi Bluebird, karena pakai argo dan yang pasti sudah terpercaya.


OTW Bandara

Hari Rabu (24/12) jam 3:30 pagi, saya bergegas bangun. Setelah mandi dan sarapan mie goreng, saya pun sembahyang pagi, memohon agar perjalanan hari itu berjalan lancar. Pukul 4:45, ponsel berdering, dan ternyata taksi yang saya pesan sudah menunggu di depan kampus (karena jarak kost dan kampus saya cukup dekat).

Saya segera ambil ransel, pakai sepatu dan jaket, lalu pamit ke abah (bapak kost). Sampai di depan kampus, supir taksi menghampiri saya, dan saya bilang mau ke halte Primajasa di Batununggal. Cuma butuh waktu 20 menit, karena pagi itu jalan raya masih sepi. Sampai di sana, saya langsung beli tiket bisnya.

Untung saja sebelumnya sudah booking, dan saya dapat tiket bis keberangkatan pukul 5:45. Uniknya, sebelum naik ke bis, kita harus melakukan check-in. Kata petugasnya, kalau kita bawa koper besar, bakal ditandai gitu, dan harus bayar bagasi. Untung saja saya cuma bawa ransel. Dan setelah check-in, penumpang diberi air mineral botol kecil secara gratis.

Pas masuk ke dalam bis, suasananya nyaman banget. Beda dengan bis Primajasa yang biasa saya naiki ketika pulang-pergi Bandung-Bekasi, bis yang kali ini sangat bagus. Pada tiket terdapat nomor kursi yang ternyata sudah diatur, dan penumpang tidak bisa bebas memilih kursi. Hohoho, untung dapat kursi dekat jendela~

Bis pun berangkat. Tak lupa, saya menghubungi kedua orang tua saya yang sudah berada di kampung. Hmm, sepanjang perjalanan, yang bisa saya lakukan hanya mendengarkan musik dan tidur. Tapi, tidur di dalam bis agak ribet juga. Padahal, saya ngantuk banget karena bangun sepagi itu.


Di Bandara Soetta

Syukurlah, perjalanan saya lancar! Sampai di Bandara Soetta sekitar pukul 9:00. Bis pun mengantarkan penumpang menuju ke terminal masing-masing, mulai dari terminal 1 sampai terminal 3. Dan ternyata, saya adalah penumpang terakhir bis itu dan satu-satunya yang berangkat ke terminal 3~

Karena ini pengalaman pertama kali saya naik pesawat sendirian, maka beberapa hari sebelumnya saya sudah cari tahu dulu tips-tips dan hal apa saja yang harus dilakukan di bandara melalui Google. Oh, kata bapak saya, saya harus menukarkan e-ticket yang dipesan via travel ke loket Lion Air. Dan pas saya ke sana, ternyata kata mbak resepsionis yang berada di loket, tiket tersebut tidak perlu ditukar, dan bisa langsung digunakan untuk check-in bandara.

boarding pass Lion Air
boarding pass Lion Air

Owalah~ Langsung saja saya masuk ke dalam terminal, dan mengantri untuk check-in. Kemudian, e-ticket pun berganti jadi “boarding pass“, yang berisi nomor kursi pesawat dan informasi keberangkatan saya. Pesawat saya nanti akan berangkat pukul 13:00, jadi masih ada waktu yang cukup banyak untuk makan dan istirahat.

nasi goreng dan teh hangat
nasi goreng dan teh hangat

Setelah ke toilet, saya langsung mencari tempat makan, dan terpilihlah Bakmi GM. Tapi saya pesan nasi gorengnya (porsinya lumayan banyak loh), dan secangkir teh hangat. Setelah perut kenyang, hal yang harus dilakukan adalah menunggu di ruang tunggu keberangkatan yang berada di lantai atas. Agak canggung sih karena banyak sekali orang yang berlalu-lalang di terminal ini.

Pas melihat ada orang-orang yang berbaris, saya pun ikut-ikutan. Eh, ternyata saya salah masuk gate! Untung ditegur sama seorang bapak yang kebetulan melihat tiket yang saya pegang. Katanya, ini antrian untuk pesawat Air Asia, sedangkan yang Lion Air letaknya agak jauh dari sana. Owalah, malu sekali diriku~~~

Tiba di gate Lion Air, langsung diperiksa deh barang bawaan dan penumpangnya. setelah masuk ke ruang tunggu, jreeeng~, banyak banget orang yang akan terbang hari itu!!! Mungkin karena musim liburan kali ya~ Jam menunjukkan pukul 10:00, dan kini saatnya menunggu… Membosankan…


Terbang ke Bali

menunggu itu melelahkan
menunggu itu melelahkan

Bingung mau ngapain selagi nunggu, saya cuma bisa internetan di ponsel. Dan pas pukul 13:00, saya pun merasa ada yang janggal…PESAWATNYA BELUM DIPANGGIL!!! Saya bergegas menuju meja informasi yang tak jauh dari tempat duduk saya, dan ternyata juga ada beberapa orang mengeluhkan hal yang sama. Waduh, jangan sampai delay deh…

Tak lama kemudian, akhirnya pesawat saya dipanggil. Penerbangan JT12 menuju Denpasar, Bali.  Langsung deh semua orang berbondong-bondong menuju pintu keberangkatan. Setelah boarding pass disobek, saya dan penumpang lainnya diantar menuju pesawat menggunakan bis. Pas masuk ke pesawat, sudah ada pramugari yang menyambut~

sayap pesawat!
sayap pesawat!

Yes, saya dapat tempat duduk di samping jendela! Dan juga bisa melihat langsung sayap pesawat. Setelah mematikan ponsel, pesawat pun mulai bergerak perlahan. Karena landasan pacu yang sempit, dan saat itu ada beberapa pesawat yang akan terbang, makanya pesawat-pesawat harus antri. Setelah lepas landas, rasanya senang sekali.

Di dalam pesawat, saya cuma baca majalah Lion Air, dan sesekali melihat ke luar jendela. Wuiiih, pemandangan dari atas memang paling bagus deh. Saat itu juga ada beberapa awan besar, yang menyebabkan pesawat seperti berjalan di jalan rusak. Grudukgrudukgruduk~ Dan bisa diatasi dengan terbang diatas awan!

Tadinya sih mau foto-foto pemandangannya, tapi gak jadi. Karena, walaupun ponsel saya memiliki fitur modus pesawat (flight mode), namun akan lebih aman bila ponsel dimatikan saja. Ya, tentunya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Dan tips untukmu, bawalah beberapa bungkus permen dan air untuk dinikmati di pesawat! Supaya telinga kita tidak terlalu berdengung akibat mesin pesawat yang berbunyi keras.

kru penjemput
kru penjemput

Tak terasa, pukul 17:00 WITA pesawat sudah mendarat dengan selamat di Bandara Ngurah Rai, Denpasar. Begitu turun dari pesawat, suasana Bali pun langsung terasa. Saya sudah dijemput oleh adik dan sepupu-sepupu saya dengan menggunakan mobil. Dan kami langsung berangkat menuju Desa Padangaji, tempat semuanya berkumpul.


– bersambung ke Pulang ke Bali: Pelayan Tamu 

Salam – Agung Rangga

Agung Rangga

Hai, salam kenal! Saya adalah seorang dosen di jurusan Desain Komunikasi Visual, memiliki minat dengan animasi dan komik, serta hobi menuliskan cerita kehidupannya ke dalam blog ini.

Comments (10)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Press ESC to close