Press ESC to close

GSL – Akhirnya Kumpul Berlima

Curhat – GSL Akhirnya Kumpul Berlima. Tanggal 17 Juli 2016 kemarin, akhirnya saya bisa kembali berkumpul bersama keempat sahabat karib saya: Yunas, Yogas, Mira dan Fani. Setelah hampir dua tahun tidak kumpul berlima, hari itu kami dipertemukan kembali di Jakarta. Bagaimana keseruan kami saat berkumpul lagi?

GSL a.k.a Gak Secret Lagi, merupakan sebuah geng yang terbentuk sejak SMP. Geng ini berisi 5 anggota, yaitu saya, Yogas, Yunas, Fani dan Mira. Biarpun sekarang kami sudah jarang bisa berkumpul bersama (karena kesibukan masing-masing), tapi kami tetap menjalin komunikasi via media sosial atau messenger. Bagi saya, mereka semua sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri, lebih dari sekedar sahabat.


Commuter Line

Sehari sebelum berangkat, saya, Yogas dan Yunas sempat kumpul-kumpul bareng. Tadinya sih, Yogas mau ngajakin ke BCP (Bekasi Cyber Park), tapi di tengah perjalanan dia malah menyuruh kami ke Marrakash Square (salah satu area rekreasi dekat rumah saya) aja. Karena sudah jam enam sore, kami makan mie ayam bakso di salah satu kedai di sana. Habis itu ke Meet Up Cafe (kafe di wilayah perumahan Pondok Ungu Permai) buat nongkrong-nongkrong sambil membicarakan tentang perjalanan besok.

Esok harinya pukul 09:00, Yunas menjemput saya di rumah (seperti biasa, saya nebeng ke motor Yunas). Kami berdua berangkat menjemput Yogas (tapi dia pakai motor sendiri kok), dan kemudian meneruskan perjalanan sampai Stasiun Kereta Bekasi (tiba pukul 10:00). Hehe, biar ongkosnya murah, kami sengaja pergi menggunakan Commuter Line. Motor Yunas dan Yogas ditaruh di tempat penitipan yang ada di sebelah stasiun. Oh, saya juga baru pertama kali mencoba beli tiket KRL lewat mesin otomatis, dan ternyata lebih praktis dan mudah!

Satu jam kemudian, kami tiba di Stasiun Kereta Sudirman. Kami bertiga sudah janjian dengan Mira di stasiun ini, sementara Fani izin datangnya agak telat karena masih menemani ibunya kondangan. Namun, sudah 30 menit kami menunggu, Mira tetap tidak kelihatan. Tiba-tiba dia mengirim pesan ke grup LINE, bilangnya kereta yang dia tumpangi kena delay. Ya sudah, kami bertiga memutuskan untuk jalan duluan ke Grand Indonesia menggunakan GrabCar.


Grand Indonesia

Jarak dari stasiun ke Grand Indonesia ternyata tidak begitu jauh. Lucunya, begitu turun dari mobil, saya dan Yunas langsung membuka game Pokemon Go, dan ternyata di sana ada lure party (membuat pokemon bermunculan di suatu tempat)! Alhasil, sambil mengitari salah satu mall terbesar di Jakarta ini, saya dan Yunas sambil berburu monster-monster lucu ini. Ahahaha, si Yogas yang tidak main Pokemon Go pun jadi kesal sendiri melihat tingkah laku kami.

makan siang di Grand Indonesia
makan siang di Grand Indonesia

Jam 12:00, setelah capek keliling-keliling GI, akhirnya kami bertemu dengan Mira. Karena perut kami sama-sama keroncongan, ya sudah, kami pun mencari tempat makan di sana. Wih, ternyata ada foodcourt bernama Food Loüver yang cukup lengkap di sana! Tapi kami sempat survei dulu ke semua kedai di sana, sambil menentukan mau makan apa. Kedai yang terpilih adalah Mr Park Korean Food (saran dari Mira), dan kami berempat kompak memesan menu set Chicken Gochujang (paket nasi + ayam bumbu asam-manis). Untuk minumannya, kami membeli KFC Float (biar hemat dikit, huhuhu).


Karaoke

Selesai makan, kami mencari tempat karaoke di sana. Iya, selain hobi makan di foodcourt dan nonton ke bioskop, kami punya kebiasaan menyalurkan suara emas lewat karaoke. Yunas bilang katanya di GI ada tempat karaoke milik teman ibunya, yaitu T-Rex Karaoke. Setelah ke sana dan tanya-tanya harga, kami pun langsung mengurungkan niat (paketnya lumayan mahal ternyata untuk ruang berukuran medium).

habis karaokean
habis karaokean

Jadi, sekitar pukul 16:00 kami berempat pergi ke Diva Family Karaoke di Thamrin City Mall atas saran si Yogas (dia mencari tempat karaoke lain lewat Google Maps). Kami kira jaraknya agak jauh dari GI makanya pesan GrabCar lagi, namun ternyata jaraknya dekat banget! Pas sampai di sana, kami langsung pesan ruangan selama 2 jam, dan mulai bernyanyi! Berbagai macam lagu kami nyanyikan dengan syahdu dan penghayatan (halah). Tidak lama kemudian, akhirnya anggota kami yang terakhir datang juga: Fani! Horeee, sekarang sudah lengkap berlima~


Photobox

Capek teriak-teriak, sekarang tiba waktunya untuk foto-foto! Karena jarang banget bisa kumpul berlima, maka membuat foto bersama itu wajib hukumnya! Fani saat itu bawa mobil pribadi, dan kami berlima pun dibawa ke studio foto bernama Pose Studio di daerah Rawamangun, Jakarta. Sayangnya, ternyata saat kami tiba di sana, studio fotonya sedang penuh, dan hasil jadinya pun baru bisa diambil 2-3 hari ke depan. Karena itu, akhirnya batal deh foto-foto di sana…

berdesakan di Photobox Origami
berdesakan di Photobox Origami

Alternatif lain, Fani mengajak kami ke Mall Kelapa Gading. Sampai di sana sekitar jam 19:30, dan langsung menuju sebuah kios photobox bernama Origami. Namun, karena photobox-nya cuma ada satu, maka kami harus antri dengan pengunjung yang lainnya (yang kebanyakan remaja-remaja tanggung). Begitu tiba giliran kami, langsung deh semua berdesakan di dalam photobox ini. Berbagai pose andalan siap ditunjukkan, dan ternyata hasil fotonya lumayan bagus.


Berpisah di Stasiun

chicken crispy hotplate di YamMie Hotplate
chicken crispy hotplate di YamMie Hotplate

Selesai bikin foto, kami langsung meluncur ke foodcourt di sana. Saya memesan sebuah paket nasi chicken crispy hotplate di YamMie Hotplate. Rasanya lumayan, tapi ternyata porsi nasinya sedikit sekali ketimbang porsi mie yang dipesan teman-teman saya (sengaja pilih nasi karena buat makan malam). Sambil makan, kami sambil banyak ngobrolin tentang kegiatan masing-masing, juga tidak lupa mengenang kejadian lucu di masa-masa kami masih SMP-SMA. Ahahahaha, inilah yang paling membuat saya kangen dengan mereka.

sebelum berpisah lagi
sebelum berpisah lagi

Jam 21:00 kami kembali ke parkiran mobil, tapi sebelum jalan, kami sempat foto-foto lagi di dalam mobil menggunakan action camera milik Yunas. Kemudian, Fani mengantar kami ke Stasiun Kereta Manggarai. Lucunya, di tengah perjalanan kami sempat membuat vlog dadakan! Syukurlah Fani bisa konsentrasi mengendarai biarpun terganggu suara-suara emas kami saat nyanyi-nyanyi di dalam mobil. Tiba di stasiun, saya, Yunas dan Yogas berpisah dengan Fani dan Mira. Kami bertiga pulang ke Bekasi, sementara Fani mengantar Mira ke stasiun lain agar lebih dekat ke Bintaro (lupa stasiun mana).


Malam Mencekam

Perjalanan kereta kami berhasil dilalui dengan lancar, biarpun harus berdiri dan berdesakan di dalam kereta tentunya. Pukul 23:00, saat hendak mengambil motor di tempat penitipan, ternyata tempatnya sudah tutup! Pintu masuk tempat penitipan motornya dikunci, lampu-lampu sudah dimatikan, dan katanya baru bisa diambil besok pagi. Yunas dan Yogas pun mulai panik, masalahnya, motor mereka mau dipakai esok hari. Yunas menggunakan motor ibunya untuk mengantar saya tadi (dimana motornya akan dipakai oleh ibunya kerja), dan Yogas menggunakan motor dinasnya yang plat merah (yang juga bakal ia pakai besok pagi).

Selain kami, ternyata ada beberapa orang juga yang bernasib sama. Kami pun digiring menuju pintu belakang tempat penitipan, namun hasilnya nihil, juga dikunci. Mau-tidak-mau, kami memutuskan untuk naik angkot yang entah bakal turun di mana. Yogas dan Yunas sudah menelepon orang tuanya untuk menjemput mereka pas nanti sudah turun dari angkot, namun saya tidak bisa, lantaran saat itu Bapak masih sakit dan Mama pasti sudah tidur. Ya sudah, saya pun turun dari angkot dan mulai memesan GoJek.

Pas selesai memesan, tiba-tiba mereka berdua turun dari angkot yang belum jalan dan berlari menuju sebuah gang kecil. Saya pun ditarik dan dipaksa mengikuti mereka. Di belakang kami juga ada beberapa orang yang ikut lari. Oh, ternyata kami diarahkan ke sebuah pintu masuk rahasia dari tempat penitipan motor tadi! Iya, si Yogas yang punya hobi memperhatikan orang-orang rupanya sempat melihat ada orang yang tadi bernasib sama dengan kami, tapi tahu-tahu sudah bawa motor keluar dari gang itu. Alhasil, Yunas dan Yogas berhasil mengambil kembali motor mereka, dan kami tiba selamat sampai di rumah.

Huaaah, baru pertama kali saya merasa seperti ada di film-film aksi! Lari-lari tengah malam di gang sempit kayak orang mengejar penjahat~ (padahal nafas udah ngosh-ngoshan)


Pada akhirnya, hari itu benar-benar hari yang sangat menyenangkan (sekaligus menegangkan). Bersyukur sekali saya masih bisa berkumpul berlima dengan teman-teman di GSL. Semoga saja persahabatan kami makin erat, dan tidak sabar rasanya ingin main berlima lagi!

Salam,
Agung Rangga

Agung Rangga

Hai, salam kenal! Saya adalah seorang dosen di jurusan Desain Komunikasi Visual, memiliki minat dengan animasi dan komik, serta hobi menuliskan cerita kehidupannya ke dalam blog ini.

Comments (20)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *