
Kuliah – Wisuda DKV (Bagian 1). Akhirnya saya wisuda juga~ Keluarga saya yang dari Bekasi pun datang ke Bandung, termasuk adik saya yang kuliah di Bali. Persiapan menjelang wisuda sudah dilakukan, tapi kok ada saja kejadian yang tidak diinginkan terjadi pada saya, di tengah-tengah acara wisuda pula…
Kedatangan Keluarga
Setelah bersenang-senang di farewell party kemarin, hari Jumatnya (25/11) saya habiskan dengan bersantai di kostan sambil menunggu kedatangan keluarga saya dari Bekasi. Adik saya yang kuliah di Bali (Dewi) juga menyempatkan diri untuk pulang ke rumah buat menghadiri wisuda saya. Bapak, Mama, Dewi dan Arya berangkat pagi jam 08:00-an dari rumah, pakai mobil pribadi.
Sesekali saya tanya mereka sudah sampai mana, dan jawabannya pasti masih di jalan tol. Karena waktu itu saya gak ada kerjaan, jadilah saya tidur-tiduran sambil main ponsel. Sekitar jam 11:00, mobil keluarga saya sudah keluar tol Buah Batu, artinya mereka sudah sampai di Bandung. Saya pun bergegas mengambil jaket dan pergi ke dekat gerbang kampus (Jalan Telekomunikasi), untuk menuntun jalan mereka nanti.
Karena hari itu juga ada yang wisuda (iya, wisudanya dibagi jadi 2 hari, jumat & sabtu), makanya jalanan sekitar kampus ramai sekali dengan kendaraan. Kebanyakan sih kendaraan keluarga para wisudawan yang sudah selesai melaksanakan wisuda dan hendak pergi keluar dari wilayah kampus. Macet pun tak terelakkan dari berbagai arah.
Sambil menunggu mobil keluarga saya datang, saya duduk di lapak soto ayam langganan sambil mengobrol bersama pedagangnya. Tidak lama, mobil Katana hitam pun muncul, dan pas saya hampiri, ternyata benar itu mobil keluarga saya. Tadinya mau saya tuntun mereka langsung ke parkiran mobil di kampus, tapi karena barang bawaannya banyak (mau menginap soalnya), jadilah Mama, Dewi dan Arya turun di depan gang menuju kostan saya.

Saya pun menuntun Bapak untuk jalan memutar balik hingga berhasil parkir di dalam kampus, dan kemudian kembali ke kostan saya. Di kostan, mama sudah mengubah kasur dua tingkat saya menjadi satu kasur lebar. Kamar kostan yang tadinya cuma berisi saya sendiri, sekarang jadi ramai. Siangnya kami makan bersama dengan bekal nasi + ayam goreng yang sudah Mama bawa dari rumah. Hari itu kami habiskan dengan bersantai dan ngobrol-ngobrol di kostan.
Pagi Yang Sibuk
Besoknya (26/11) sekitar pukul 04:00 pagi, saya, Mama dan Bapak bangun (kedua adik saya masih tidur). Setelah cuci muka, kami bertiga sarapan Pop Mie dicampur ketupat. Selesai sarapan, mandi dan berpakaian rapi, saya beserta orang tua pun berangkat ke kampus. Dewi dan Arya katanya nyusul belakangan, soalnya undangan wisuda cuma berlaku untuk orang tua saja.
Dari kostan, saya pakai pakaian formal (kemeja putih, dasi, celana bahan, dan setelan jas), sementara Mama dan Bapak pakai baju dari kain endek (kain tenun khas bali) yang dibuat seragam. Begitu masuk ke dalam kampus, sudah ramai sekali wisudawan dan keluarganya yang datang. Melihat wisudawan yang lain sudah memakai baju toga, akhirnya saya ikutan pakai juga deh (padahal inginnya sih dipakai pas sudah mau masuk aula).

Wisuda diadakan di gedung keong a.k.a Telkom University Convention Hall. Jam 06:00 Mama dan Bapak masuk ke dalam gedung duluan, sementara saya dan para wisudawan lainnya berkumpul di depan gedung. Di sana kami berbaris sesuai urutan, dan mengambil “medali emas” yang harus dikalungkan (mungkin duit sejuta pas pendaftaran wisuda kemarin untuk ini kali ya?). Saya pun bertemu dengan teman-teman lagi, dan rasanya bahagia sekali.

Jam 07:00, satu persatu barisan wisudawan memasuki gedung, dan di dalam sana para orang tua sudah duduk di tempatnya masing-masing. Terdapat layar yang sangat besar di dalam aula, yang menampilkan wajah-wajah tegang para wisudawan (hahaha~). Ada beberapa kamera yang secara langsung menyiarkan proses wisuda, yang kemudian ditampilkan di layar besar itu.
Saya kebagian tempat duduk nomor 88 (wow, angka keberuntungan!). Tempat duduknya agak berdesakan, dan dikelompokkan sesuai dengan jurusan masing-masing. Di tempat duduk terdapat satu botol air mineral ukuran sedang dan buku angkatan yang lumayan tebal. Butuh waktu sekitar 30 menitan hingga semua wisudawan masuk ke dalam gedung.
Kejadian Yang Tidak Diinginkan
Acara wisuda dimulai pukul 07:40-an. Sebenarnya ada susunan acaranya, tapi saya lupa persisnya… Yang jelas, dimulai dari menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, lagu Bagimu Negeri, mars Universitas Telkom (saya baru mendengarnya pertama kali di sini!), hingga pembacaan doa.

Saat proses pembacaan doa, tiba-tiba bulu kuduk saya merinding. Ada angin yang berhembus entah dari mana, membuat saya keringat dingin, dan menjadi gelisah. Bukan, bukan karena saya terlalu khusyuk baca doanya. Tapi… PERUT SAYA MULEEES!!! ASTAGAAA!!! Kenapa pas lagi di tengah-tengah ratusan orang, di acara sesakral wisuda ini, bisa-bisanya perut saya mendadak tidak karuan?!?!?!
Entah karena grogi atau apa (awalnya biasa aja kok!), memang kayaknya sih sering banget mengalami kejadian kayak gini. Padahal, sebelum berangkat tadi pagi sudah saya keluarkan sebagian loh! Tapi memang dasarnya saya lagi apes kali ya… *nangis di tengah-tengah kerumunan*
Sejak acara wisuda dimulai hingga pembacaan doa, para peserta wisuda harus berdiri. Begitu dipersilakan duduk, saya mencoba untuk menahan mules saya dan mulai mengalihkan perhatian dengan membaca buku angkatan, mainan ponsel, sampai ngobrol sama teman sebelah. Ternyata itu semua tidak berhasil… *jerit dalam hati*
Acara dilanjutkan dengan pembacaan sambutan dari rektor, dan karena sambutannya bakal panjang (sok tahu banget), saya memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur ke toilet! Dengan cara berjalan sambil menunduk dan topi toga dilepas (biar gak terlalu mencolok), saya mulai menyelip-nyelip diantara kursi wisudawan dan para orang tua. Kamu bisa bayangkan betapa malunya saya saat itu…
Setelah bertanya pada salah satu panitia wisuda, akhirnya saya sampai di toilet yang letaknya di bawah gedung keong ini. Tanpa pikir panjang, saya pun segera mengeluarkan apa yang sedari tadi ditahan. Seketika itu juga, perasaan lega bercampur bahagia menyelimuti saya. Fyuuuh~ Udah gak mules lagi deh~

Oh iya, saya bersyukur karena toilet di sana adalah toilet duduk. Begitu keluar dari toilet, saya menemukan teman seangkatan yang senasib dengan saya! Ahahaha, ternyata dia grogi juga, jadi numpang pipis di toilet~ Kami berdua pun segera balik ke tempat wisuda, dan menyelip-nyelip kembali hingga sampai di tempat duduk semula. Ternyata pidato pak rektor belum selesai, syukurlah~ Acara wisuda pun dilanjutkan kembali.
Bersambung ke: Wisuda DKV (Bagian Akhir)
Salam,
Agung Rangga
Comments (33)
veerasays:
24 Desember 2016 at 08:16Aah aguuungg 🙁
Mau wisuda jugaaaaa :'(
Agung Ranggasays:
24 Desember 2016 at 12:46ayo wisuda~
mfadelsays:
24 Desember 2016 at 16:00Kini saya semakin yakin. Mules tak mengenal usia, mules tak peduli kondisi kita. Ketika ia tiba, ia begitu egois dan harus dinomorsatukan… Ini Bang Rangga pas wisuda pula wkwk
Agung Ranggasays:
24 Desember 2016 at 19:26hahaha, mules itu sudah kehendak alam sih~
Travelling Addictsays:
26 Desember 2016 at 07:31wah selamat ya mas agung 😉
Agung Ranggasays:
26 Desember 2016 at 07:31terima kasih mas.
Orinsays:
26 Desember 2016 at 10:54Aduh, Agung udah wisuda aja ya, pas kita kopdar itu Agung msh SMU pdhl ya, time flies 🙂
Selamat ya Guuuung
Agung Ranggasays:
26 Desember 2016 at 10:55iya teh, gak terasa banget~
nuhun ya teh Orin~ 😀
benasays:
1 Januari 2017 at 21:56selamat menempuh hidup baru agung :))
Agung Ranggasays:
8 Januari 2017 at 16:49Makasih Bena~