
Kuliah – Wisuda DKV (Bagian Akhir). Prosesi wisuda pun dilanjutkan, mulai dari deg-degan pas menerima ijazah, mendengarkan lagu persembahan sambil terharu-haru, hingga berusaha keluar dari lautan manusia. Biarpun ada kejadian tidak menyenangkan yang dialami adik saya, namun syukurlah wisuda pertama saya berjalan dengan lancar.
Lanjutan dari: Wisuda DKV (Bagian 1)
Prosesi Wisuda
Setelah merasa lega karena sudah mengeluarkan apa yang sedari tadi ditahan, akhirnya saya kembali ke dalam ruang utama gedung keong ini. Ternyata pak rektor masih pidato dengan kata-kata sambutannya, dilanjut oleh pidato dari beberapa orang lainnya (saya lupa siapa saja, mungkin dari dekan kali ya?). Sekitar 2 jam kemudian, akhirnya pidato beliau-beliau selesai, yang dilanjutkan dengan acara utamanya: penyerahan ijazah!
Eits, sebenarnya ijazah jurusan saya sudah dibagikan tanggal 3 November kemarin (pas sebelum farewell party). Jadi begini, satu-persatu wisudawan bakal dipanggil oleh kaprodi (kepala program studi) masing-masing jurusan untuk naik ke atas panggung. Di sana, wisudawan menerima ijazah yang dibungkus dengan map tebal warna hitam (nah, kalau jurusan saya cuma dapat map hitam ini doang). Setelah itu, wisudawan salaman dengan pak rektor, turun ke panggung, dan akhirnya kembali ke tempat duduknya semula. Tidak ada pemindahan tali toga, soalnya semua wisudawan tali toganya harus sudah di sebelah kanan~

Karena yang diwisuda cukup banyak, saya harus menunggu giliran dipanggil hingga 1 jam kemudian. Oh iya, setiap nama wisudawan dipanggil oleh kaprodi, pada layar lebar di belakang panggung akan terpampang nama, IPK, status cum laude, dan foto si wisudawan! Saya merasa agak gugup saat naik ke panggung, terutama pas salaman dengan pak rektor. Pas turun dari panggung, para wisudawan yang cum laude akan dikasih setangkai bunga mawar oleh panitia, katanya nanti diserahkan kepada orang tua saat acara persembahan (saya sih gak ngerti itu acara apaan, yang penting terima saja dulu).
Eh, setelah menerima bunga tadi, saya dicegat oleh dua orang akang-akang yang bawa mic dan kamera besar yang biasa buat rekam video di televisi. Saya disuruh memberikan kesan-kesan selama kuliah di kampus ini. Awalnya saya ragu, tapi, akhirnya saya menurut saja. Tidak sampai semenit saya berbicara di depan kamera, dan setelah itu saya kembali ke tempat duduk. Gak tahu sih, itu tadi direkam buat apaan, mungkin untuk arsip wisuda kampus kali ya? Semoga muka saya gak aneh di videonya…
Selesai Wisuda
2 jam kemudian prosesi wisuda pun selesai, semua wisudawan sudah mendapat ijazahnya masing-masing. Acara selanjutnya adalah acara persembahan dari wisudawan, di mana ada beberapa orang wisudawan maju ke depan panggung untuk menyanyikan beberapa lagu. Lagu pertama adalah lagu sendu berjudul “Untuk Mama” (ada yang masih ingat lagu ini?). Kerennya, yang menyanyikan lagu ini adalah teman sekelas saya, Annisa!
Semua wisudawan cum laude yang mendapat bunga mawar tadi pun berdiri, dan berjalan mencari orang tua mereka masing-masing di area kursi khusus tamu undangan. Pas saya mencari Mama dan Bapak, ternyata tempat duduk mereka tidak jauh dari tempat duduk saya, ahahaha~ Saya pun menyerahkan bunga mawar tadi ke Mama, namun karena terhalang oleh orang tua lainnya, saya gak sempat peluk atau cium mereka.
Aslinya, saya waktu itu berusaha keras untuk menahan air mata (gara-gara mood yang mendadak galau gara-gara dengar lagu itu). Pas kembali duduk di kursi semula dan lagu berakhir, akhirnya air mata saya tumpah. Ahahaha, ego saya tinggi banget ya, sampai-sampai gak bisa nangis/meluapkan perasaan di depan umum, dan lebih memilih sesenggukkan sendiri. Wisudawan di sebelah saya sih cuek saja, dan kayaknya gak sadar kalau saya nangis sebentar. Iya, gak sampai semenit sudah kembali seperti biasa lagi.
Setelah itu ada beberapa lagu persembahan lagi, tapi dibawain oleh dosen-dosen. Sekitar jam 12:00, akhirnya sidang senat ditutup, pertanda bahwa acara wisuda hari ini telah selesai. Matur suksma Hyang Widhi, akhirnya saya resmi menjadi lulusan DKV Telkom University~
Foto Keluarga
Desak-desakan! Semua hadirin pun mulai beranjak keluar dari gedung, tak terkecuali saya, Mama dan Bapak. Saya sudah memberitahu Dewi dan Arya untuk tunggu di luar gedung, biar bisa langsung bertemu dengan kami. Namun, melihat di luar banyak sekali kerumunan orang yang menunggu, saya menyuruh Dewi untuk pergi ke area yang lebih senggang.
Saya dan kedua orang tua saya pun berhasil keluar dari gedung dengan selamat, setelah menyelap-nyelip diantara lautan manusia. Tapi, Dewi dan Arya tidak kunjung kelihatan, kayaknya mereka masih ada di kerumunan orang di depan gedung. Saya pun menelepon Dewi, memberitahu posisi kami.
Tak lama kemudian, akhirnya mereka berdua datang. Namun, saya melihat ada yang aneh di tas selempang yang Arya bawa. Si Arya ini memang sering bawa segala macam barang (mulai mainan hingga ponselnya) yang ia taruh di tas selempangnya. Saya melihat kalau kondisi resleting tas selempang Arya sudah terbuka, padahal ia ngakunya sudah ditutup dari tadi.
Pas dicek barang-barang yang ada di dalam tasnya, benar saja, sebuah ponsel Sony Xperia M pemberian saya dulu sudah hilang. Kayaknya ada yang mengambilnya saat Dewi dan Arya di tengah-tengah kerumunan manusia tadi. Soalnya, bukan hanya keluarga dari wisudawan saja yang datang, melainkan mahasiswa sampai penduduk sekitar juga ikut melihat prosesi wisuda ini! Untung saja, ponsel satunya lagi (Samsung Galaxy Core), konsol game Nintendo DS, dan barang-barang lainnya masih utuh.

Mengetahui kalau ponselnya hilang, si Arya langsung nangis dan ngambek. Duh, padahal rencananya mau bikin foto keluarga loh… Akhirnya hanya saya, Mama dan Bapak yang berfoto di depan gedung Fakultas Industri Kreatif, tempat saya belajar dulu. Kami pun memutuskan untuk pulang saja ke kostan.

Di tengah perjalanan, kami bikin foto keluarga sekali lagi di samping gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis (tepatnya di area parkir mobil). Tak disangka, ada akang-akang yang mau membantu kami mengambil foto menggunakan ponsel saya (Asus Zenfone 3). Yaa, paling tidak, ada kenang-kenangan foto pas wisuda lah~
Esok paginya (27/11), kami sekeluarga pulang ke Bekasi. Semua barang-barang di kostan saya tinggal dulu, karena nanti bakal ke Bandung lagi (biarpun agak jarang sih). Maka, berakhirlah tulisan tentang pengalaman wisuda dari DKV ini. Senang banget bisa menulis pengalaman kuliah dari awal masuk hingga wisuda di blog sendiri. Hmm, habis ini mau ngapain ya…?
Salam,
Agung Rangga
Comments (21)
desfortinmenulissays:
9 Januari 2017 at 16:16Oya, … kasian juga ya si Arya yang ponselnya itu ilang. Mau dilaporin, gimana juga kalau orang sebanyak itu. Wah, gak kebayang dech ya, rasanya. Gpp, saatnya beli ponsel baru lagi dong, hehe …
Setelah ini, tulis curhatanmu dalam rangka perhelatan barumu di dunia kerja, mas Agung.
Agung Ranggasays:
12 Januari 2017 at 16:13Iya pak, mau dilaporin juga percuma, akhirnya diikhlaskan saja.
Siap, akan banyak sekali tulisan setelah lulus kuliah ini~
whizismesays:
9 Januari 2017 at 16:58Sekalai lagi Selamat Wisuda ya…
Semoga ilmunya yang keren di Komunikasi Visual berguna untuk masa depan (pasti) 🙂
Arya jadi badmood sekali ya?
Di kampus manapun kalau wisuda, berjubel banyak pengunjungnya…
Jadi sulit sortir mana keluarga, mana orang sekitar kampus, mana orang jualan haha..
Agung Ranggasays:
14 April 2018 at 14:39Terima kasih mas.
Iya, dia jadi badmood banget.
shiq4says:
9 Januari 2017 at 19:50Wah emang sekarang kejahatan dimana2 dan harus lebih waspada. Masak di wisudaan bisa-bisanya kehilangan barang. Tapi yg hilang pasti diganti kok. Kayaknya seperti itu sih.
Agung Ranggasays:
12 Januari 2017 at 16:14Betul mas, harus waspada di mana saja.
momo tarosays:
10 Januari 2017 at 04:42kerja? apa sekolah lagi Gung?
eh apa kawin aja? hahaa
btw selamat ya *lagi.
Agung Ranggasays:
12 Januari 2017 at 16:15Rencananya sih sekolah lagi mbak, hehe~
rayamakyussays:
10 Januari 2017 at 11:12Congratulation ya Rangga.. semoga ilmunya berkah.. Angga mirip banget sama mamanya, seperti di copy lalu di paste 😀
Agung Ranggasays:
12 Januari 2017 at 16:17Terima kasih mbak, hehe, padahal kata orang saya malah lebih mirip bapak saya~
azizatoensays:
11 Januari 2017 at 09:43Oh jadi ternyata gitu to kak prosesi wisuda *angguk-angguk mengerti*
Antri dipanggilnya lama ya ternyata 😂
Agung Ranggasays:
12 Januari 2017 at 16:18Kamu semangat kuliahnya, biar cepat wisuda~
Iya, lama banget~
azizatoensays:
13 Januari 2017 at 05:56Siap kak Rangga! 😂
Midunsays:
25 Januari 2017 at 13:58congrats ya gung wisudanya, semoga ilmunya bermanfaat 🙂
Agung Ranggasays:
1 Februari 2017 at 20:10Terima kasih. 🙂
ikromsays:
26 Januari 2017 at 21:22selamat mas
semoga barokah ilmu nya
Agung Ranggasays:
27 Januari 2017 at 06:12Terima kasih.
WilliamLesisays:
22 Maret 2017 at 13:08keren kak Agung keren
Agung Ranggasays:
22 Maret 2017 at 17:02Terima kasih. 😆
Kadek yunita maharanisays:
14 April 2018 at 22:08Wah, kakak dari Bali ya? Saya juga dari Bali dan kebetulan agama Hindu juga.. Mau nanya kak, saya pengen banget kuliah jurusan DKV tapi keluarga saya gak mendukung karna prospek kerjanya disini kurang menjanjikan tidak seperti pegawai kantor. Boleh minta sarannya ya kak buat memastikan keluarga saya
Agung Ranggasays:
16 April 2018 at 09:51Waduh, coba deh baca tulisan ini: https://agungrangga.com/2017/12/04/profesi-lulusan-dkv/
Jurusan DKV di Indonesia prospek kerjanya juga bagus loh. 😀