
Setelah kemarin asyik senang-senang di Chinatown Bandung, kali ini GSL Trio (saya, Yunas dan Yogas) akan melanjutkan wisata di Bandung. Tujuan kami adalah salah satu tempat populer di Bandung, yaitu The Lodge Maribaya.
Hari itu (29 Agustus 2017) adalah hari kedua jalan-jalan di Bandung. Biarpun bukan lagi musim liburan, kedua sahabat saya ini mengajak saya untuk berwisata di kota Bandung. Lumayan sih, hitung-hitung bisa melepas rindu dengan mereka.
Sehari sebelumnya, mereka jauh-jauh datang dari Bekasi ke Bandung naik bus. Lalu kami jalan-jalan ke Chinatown Bandung, kemudian menghabiskan malam di Paskal Food Market. Biar hemat, Yunas & Yogas menginap di kos saya (untung punya kamar kos yang cukup luas).
Lanjutan dari: GSL Trio – Bersenang-Senang di Chinatown Bandung
Mengajar di Kampus & Transmart Buahbatu
Pagi itu saya ada jadwal mengajar di kampus (saat masih jadi asisten dosen), jadi kamar kos saya titipkan ke Yunas dan Yogas. Tidak lupa saya berpesan ke mereka, jika merasa lapar, mereka bisa beli sarapan di depan kampus.
Di kampus, saya melaksanakan tugas saya sebagai asisten dosen, yaitu mengawasi kelas dan membimbing asistensi tugas mahasiswa. Kurang lebih sekitar 3 jam saya di sana. Rasanya ingin cepat-cepat selesai, dan keluar dari kelas!
Begitu beres mengajar, saya segera kembali ke kos. Yunas & Yogas pun sudah siap untuk kembali jalan-jalan. Tapi, kami belum tahu mau ke mana hari itu. Saya menyarankan mereka untuk makan siang dulu, soalnya perut saya sudah lapar~
Tapi mereka malah memaksa untuk jalan dulu. Ya sudah, akhirnya kami jalan kaki keluar kos. Di tengah perjalanan, mereka berhenti untuk diskusi. Saya memanfaatkan waktu untuk membeli roti sobek di warung.
Syukurlah, diskusi kami membuahkan hasil! Kami berencana untuk makan siang di Transmart Buahbatu. Karena jaraknya cukup dekat dengan kampus, jadinya kami jalan kaki ke sana.
Sialnya, siang itu matahari sedang terik-teriknya, dan jalan raya juga penuh dengan debu yang beterbangan gara-gara angin dan kendaraan. Beberapa menit kemudian, kami pun sampai di tujuan.
Karena hari kerja, Transmart Buahbatu saat itu tidak begitu ramai. Sebelum makan, kami berkeliling sebentar di sana sambil melihat-lihat toko. Jujur, ini pertama kalinya saya ke sini, padahal jaraknya lumayan dekat dengan kos dan kampus saya (ke mana aja, Gung~).
Puas mengelilingi Transmart Buahbatu, kami segera mencari ke tempat makan. Dari sekian banyak restoran di sana, kami memilih Solaria sebagai tempat untuk makan siang hari itu. Saya membeli menu paket nasi, sayur capcay dan teh panas seharga 40 ribuan.

Setelah perut kenyang, kami diskusi kembali untuk menentukan tujuan wisata selanjutnya. Berkat bantuan Google, kami akhirnya memutuskan untuk pergi ke salah satu tempat wisata hit di Bandung, yaitu The Lodge Maribaya.
Baca juga: Pengalaman Menjadi Asisten Dosen
The Lodge Maribaya
Dari Transmart Buahbatu, kami memesan taksi online GrabCar. Sekitar pukul 13:20, kami pun mulai perjalanan menuju Lembang. Jalanan Bandung siang itu terpantau ramai lancar. Saya sempat tidur siang di mobil saking mengantuknya~
Buat yang belum tahu, The Lodge Maribaya merupakan tempat wisata di Bandung yang menawarkan berbagai wahana menarik. Dengan latar belakang hutan pinus dan pegunungan yang asri, pengunjung dibuat betah untuk berlama-lama di sini.
The Lodge Maribaya terletak di Jalan Maribaya No. 149/252, RT. 03 / RW. 15, Babakan Gentong, Cibodas, Lembang, Cibodas, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40391. Dibuka setiap hari dari pukul 9 pagi hingga 5 sore.
Pukul 15:00, kami sampai juga di area parkir bawah The Lodge Maribaya. Katanya sih, kendaraan taksi online tidak boleh masuk ke area parkir atas, soalnya ada kayak bapak-bapak ojek pangkalan yang melarang (saat itu di sebagian wilayah Bandung masih ada selisih antara ojek pangkalan dengan layanan angkutan online).

Mau tidak mau, kami terpaksa jalan kaki sekitar 1 KM menuju area masuk The Lodge Maribaya. Sepanjang perjalanan kami melewati rumah-rumah penduduk sekitar, berbagai toko suvenir, restoran, dan masih banyak lagi. Oh iya, saya sempat numpang buang air kecil di toilet umum yang ada di dekat sana (kebelet banget!).



Akhirnya kami sampai juga di area masuknya. Harga tiket masuk The Lodge Maribaya adalah Rp 20.000,- untuk hari kerja, dan Rp 25.000,- untuk akhir pekan. Di sana ada berbagai macam kios suvenir, yang sayangnya tidak ada yang menarik minat saya untuk membelinya.

Setelah masuk, kami pun disuguhi oleh pemandangan bukit dan hutan pinus yang asri. Udara di sana segar sekali, hawanya pun sejuk. Pengunjung hari itu tidak terlalu ramai, mungkin karena hari kerja ya. Kami bertiga segera mencari spot-spot foto yang keren.



Di sini ada beberapa wahana foto yang menarik, seperti balon udara, paralayang, sky bike, sky tree, dan masih banyak lagi. Sayangnya, pengunjung harus membayar lagi (saya lupa berapa jumlahnya) untuk bisa berfoto di wahana-wahana tersebut. Maaf saja ya, kami bertiga lebih suka yang gratisan, hehehe~



Puas berfoto-foto, tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya! Kami terpaksa berteduh dulu di saung-saung yang ada di sana. Sekitar 30 menit kemudian hujan mulai reda, dan kami segera beranjak untuk keluar dari sana. Kaki saya sempat keram gara-gara kedinginan, mana lupa bawa minyak hangat lagi!

Setelah melalui jalanan yang becek, kami pun sampai di area parkir bawah lagi. Hari sudah mulai gelap, dan kami memutuskan untuk segera pulang. Tadinya mau naik angkot, tapi pas nanya bapak-bapak ojek pangkalan, ternyata angkot sudah tidak ada yang lewat lagi jam segitu.
Mereka malah menawarkan jasa ojek mereka yang dipatok 50 ribu per orang, tapi cuma diantar sampai pasar Dago katanya. Duh, maaf saja pak, itu opsi terakhir kami. Saya berusaha mengakses layanan Grab dan Gojek, namun tidak ada yang berhasil. Sama sekali tidak ada yang beroperasi di sekitar sana.
Lalu saya memutuskan untuk menelepon taksi Blue Bird, katanya akan dicarikan armada taksi yang dekat dengan lokasi kami, dan akan dikabari bila sudah dapat. Sambil menunggu dengan harap-harap cemas, kami mampir ke lapak soto ayam di sana. Syukurlah, semangkuk soto ayam berhasil menenangkan saya.
Tidak lama, saya mendapat telepon dari Blue Bird, dan bilang kalau supir taksinya sedang menuju ke lokasi kami. Matur suksma Hyang Widhi, akhirnya kami tidak jadi naik ojek pangkalan~ 30 menit kemudian taksinya sampai, dan kami pun pamit dari sana.
Baca juga: GSL – Akhirnya Kumpul Berlima
Jalan Braga & Cihampelas Walk
Karena saya duduk di kursi depan, terpaksa saya meladeni supir taksi yang mengajak ngobrol. Yunas dan Yogas terlihat anteng di kursi belakang, padahal mereka cekikikan sendiri gara-gara mendengar obrolan ngalor-ngidul saya dengan pak supir.
Tidak langsung ke kos saya, Yunas dan Yogas meminta agar kami diturunkan di Jalan Braga. Iya, mereka ingin merasakan suasana malam di salah satu jalan yang terkenal di Bandung itu.
Kami membayar taksi tadi Rp 100.000,-, jauh lebih murah dibanding naik ojek pangkalan tadi. Lalu, kami pun mulai berjalan kaki sepanjang Jalan Braga, melewati beberapa toko, kafe, dan restoran yang unik.
Tidak lupa, kami mampir ke Braga City Walk, salah satu mal terbesar di Bandung yang terletak di Jl. Braga No.99-101, Braga, Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111. Di sana cuma keliling-keliling doang, hingga akhirnya kami hanya numpang buang air kecil di toiletnya~
Belum puas jalan-jalan di Braga, Yunas dan Yogas mengajak saya untuk pergi ke Cihampelas Walk! Kata Yunas, di Google Maps terlihat kalau jarak kami ke sana cuma 3 KM, jadi kami bisa jalan kaki ke sana.
Uhuhuhu, kaki saya yang sudah tidak berasa tulang ini pun terpaksa meladeni permintaan mereka. Mengikuti panduan dari Google Maps, kami berjalan melewati jalan besar, jalan kecil, jalan di tengah rumah-rumah penduduk, menyeberang di jalan raya yang ramai, hingga mendaki jalan yang menanjak.
Sekitar satu jam kemudian kami tiba di tujuan, Cihampelas Walk. Salah satu mal terbesar di Bandung ini lebih dikenal dengan sebutan “Ciwalk”, dan terletak di Jl. Cihampelas No.160, Cipaganti, Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40131.


Seperti biasa, sampai di sana kami hanya berkeliling-keliling saja. Setelah puas, kami mampir beli roti di BreadTalk, dan nongkrong di Starbucks ditemani segelas frappuccino yang sedang promo~

Malam itu kami habiskan dengan ngobrol-ngobrol sebentar. 30 menit kemudian kami bersiap untuk pulang ke kos. Syukurlah masih dapat GrabCar, dan kami tiba di kos saya pukul 23:00. Sebelum tidur, kami begadang sebentar nonton video konser Girls’ Generation.
Baca juga: GSL (Gak ‘Secret’ Lagi) | my sweetest memories
Esok paginya, Yunas dan Yogas pamit pulang ke Bekasi. Huhuhu, sayang liburan ini harus berakhir juga. Tapi tidak apa, saya sudah sangat senang sekali mereka bisa membawa saya keluar dari jeratan rasa bosan di kamar kos.
Semoga nanti bisa liburan bareng lagi ya~
Salam,
Agung Rangga
Comments (8)
Darumasays:
15 Mei 2018 at 10:30bandung e ikitaaaiii.. pengen ke bandung. pernah kesini juga sih tapi kayaknya masih elok kayak dulu ya.
pemandangannya bikin sejukk..
Agung Ranggasays:
15 Mei 2018 at 16:04Yuk ke Bandung lagi! 😀
Himawan Santsays:
16 Mei 2018 at 19:50Pemandangan alam hutan pinusnya asri …
Spot fotonya ada kemiripan sama Watu Mabur, bedanya buat foto2 di spot yang ada di Watu Mabur semuanya free.
Agung Ranggasays:
17 Mei 2018 at 09:49Wah, jadi ingin jalan-jalan ke Watu Mabur nih. 😀
Deddy Huangsays:
19 Mei 2018 at 08:42aku kemarin mau ke lodge maribaya ini tapi ternyata nyasar dan salah tempat hahaha akhirnya ya udah main ke tempat yang mirip2 lodge ini.
Agung Ranggasays:
22 Mei 2018 at 10:09Lah, kok bisa nyasar koh?
Tidak pakai Google Maps kah? 😀
Fanny Fristhika Nilasays:
20 Mei 2018 at 01:19pas ke maribaya kemarin, aku jg ga tertarik nyobain wahana2 fotonya mas ;p… jujurnya krn aku ga hobi foto2 heboh begitu.. kyknya kalo naik wahana begitu tp cuma foto seadanya, rada gimana yaaa ;p.. apalagi pas aku liatin orang2 yang naik, semuanya diarahin ama pengarah gaya yg ngasih arahan rada alay hahahahaha… suruh taro tangan di pingganglah, jari di pipi, peluk tiang, duuuh maaap… ga bisa foto dengan gaya begitu sayah hahahah
Agung Ranggasays:
22 Mei 2018 at 10:10Ahahaha, iya banget mbak, saya pun rada geli saat melihat si pengunjung diarahkan gayanya sama sang fotografer. 😂