Makanan Penuh Perjuangan

Kuliner – Makanan Penuh PerjuanganKepiting! Hahha, kamu pasti tau kan makanan yang termasuk salah satu jenis makanan seafood ini? Iya, biasanya sih binatang bercangkang keras ini dimasak dengan cara direbus bersama berbagai macam bumbu yang akan membuat rasanya enak. Salah satu varian rasanya yang saya suka adalah kepiting saus tiram atau saus asam-manis.

Masakan ini hampir bisa kita temukan di semua restoran seafood atau restoran cina. Dan syukurlah, tanpa harus pergi ke sana, saya bisa menyantapnya di rumah. Hehe, soalnya ibu dan ayah saya memang bisa memasak kepiting ini, dan rasanya gak kalah dengan masakan di restoran.

Biasanya pas saya pulang ke rumah (seperti saat liburan ini), pasti ayah dan ibu berusaha menyajikan hidangan ini. Dan kami sekeluarga memang suka dengan kepiting, jadi si ayah belinya banyak (bisa 3-4 kepiting besar). Beliau biasanya beli sepulang dari kantor, lalu si ibu dengan sigap langsung menyiapkan bumbu dan memasaknya.

Nah, pas makan malam tiba, kami sekeluarga akan berkumpul di ruang makan, menggelar tikar dan menyusun hidangan makan malam di tengah tikar. Aneh memang, padahal kami memiliki meja makan, lengkap dengan kursinya. Hehe, karena menurut ayah, dengan makan di atas tikar bersama-sama ini, akan lebih mengakrabkan keluarga~

Kepiting saus tiram yang masih panas paling enak dimakan bersama nasi putih hangat dan tempe goreng. Saya suka menuangkan kuah kepitingnya ke dalam nasi, rasanya jadi tambah lezat. Oh hampir lupa, biasanya selain kepiting, ayah juga membeli kerang hijau, buat ‘cadangan daging’, karena daging kepiting kan sedikit~ Dan kerang-kerang ini dimasak segera setelah kepiting jadi. Biasanya sih cuma di rebus saja, cuma dikasih sedikit bumbu.

Lalu, mengapa kepiting dinamakan ‘makanan penuh perjuangan‘? Hahha, karena, kalau kita mau makan daging kepiting, kita harus berusaha sekuat tenaga menghancurkan cangkangnya yang keras! Saya biasanya memakai gigi untuk memecahkan cangkangnya, dan adik saya biasanya dengan cara memukul cangkangnya menggunakan ulekan batu.

Bagian kepiting favorit saya adalah capit besar, karena di bagian itu yang paling banyak dagingnya (walaupun tetap gak seberapa juga sih~). Benar-benar penuh perjuangan deh makan kepiting ini, udah buka cangkangnya susah, dapat dagingnya secuil pula~ Tapi, inilah seninya, seni makan makanan enak~

Karena dagingnya sedikit, segera setelah mengeluarkan daging dari cangkangnya, daging tersebut langsung saya makan bersama beberapa sendok nasi bercampur kuah. Wuiiih, rasa bumbu dan daging kepiting yang melumer di mulut tuh memang sebanding dengan perjuangan kita~

Oke, sekian notes kuliner untuk hari ini. Apa kamu juga suka kepiting? Happy monday~

Salam – Agung Rangga

Agung Rangga

Hai, salam kenal! Saya adalah seorang dosen di jurusan Desain Komunikasi Visual, memiliki minat dengan animasi dan komik, serta hobi menuliskan cerita kehidupannya ke dalam blog ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Press ESC to close