
Lomba – Akhirnya kami pun kembali pulang ke hotel. Pokoknya hari itu benar-benar seru! Mulai dari jalan-jalan di Batu Banama, sempat sembahyang di pura sana, jalan-jalan ke pusat konservasi orang utan, lihat pameran karya hasil lomba, sampai belanja-belanja di pasar. Siap untuk perjalanan hari berikutnya!
* * * * *
Masuk ke Museum Balanga
Pas hari Kamis (18/9), saya dapat kabar kalau para anggota kontingen Jabar mau jalan-jalan lagi! Yeay! Dan katanya sih mau ke museum, yang letaknya persis di depan hotel kami berada. Namanya Museum Balanga, tempat dimana kita bisa mengenal lebih jauh sejarah dan kebudayaan dari suku dayak di Kalimantan Tengah.
Karena gak perlu naik kendaraan, kami pun hanya jalan kaki ke sana. Sebenarnya ada peraturan dilarang memotret, tapi kayaknya cuma saya yang mematuhi aturan tersebut. Yang lain sih cuek-cuek aja berfoto dengan beberapa benda museum, termasuk di replika rumah adat suku dayak (yang kelihatannya udah agak rapuh, ngeri!). Ah, ya sudahlah, saya kan cuma mengikuti aturan saja.
Saat kami ke sana, Museum Balanga sedang tahap renovasi. Maka tak heran kalau dari sekian banyak area, kami hanya diijinkan untuk masuk ke area Etnografi-nya saja. Lucunya, kayaknya cuma di Indonesia deh suasana museum serasa di pasar, berisik banget! Perasaan, kalau saya melihat adegan dengan latar museum di film-film asing selalu tampak sunyi dan damai ya~
Jalan-Jalan ke Markas KMHDI Kalimantan Tengah
Sorenya, sekitar pukul 15:00, ada yang mengetuk pintu kamar (duh, padahal lagi enak-enaknya tidur). Ternyata ada kak Sandra, yang juga anggota kontingen Jabar, mau ngajakin saya jalan-jalan ke pasar yang kemarin sekaligus main ke markas KMHDI (Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia) KalTeng. Oh iya, kak Sandra ini orang Hindu juga, kemarin ketemu pas saya mau sembahyang di Pura Sali Paseban Batu.
Setelah siap-siap, kami pun berangkat menggunakan angkot, dan gak semuanya ikut, cuma beberapa orang aja. Sampailah kami di sebuah toko yang merupakan sentra kain batik dan tenun. Katanya kak Sandra dan kawan-kawan mau beli kain untuk oleh-oleh. Saya pun ikutan beli selembar kain sarung kalimantan, lumayan murah sih, tapi bahannya agak tipis.
Selesai berbelanja, mereka mau lanjut ke pasar besar yang kemarin kami sambangi. Tapi saya, kak Sandra dan teman kami Gian (peserta lomba dari kontingen Jabar) berpisah dengan yang lain, karena mau ke markas KMHDI KalTeng. Kami dijemput dengan menggunakan motor oleh 3 orang temannya kak Sandra yang merupakan anggota KMHDI KalTeng. Oh iya, si Gian bukan orang Hindu, dia cuma mau nemenin kita berdua aja.
Sampai di sana, kami disambut dengan ramah oleh salah satu anggotanya. Markasnya cuma berupa rumah sederhana, tapi lahannya luas banget! Kami mengobrol-ngobrol seputar kegiatan KMHDI di sana, dan gak terasa waktu sudah mau malam. Akhirnya kami pamit pulang ke hotel, tentunya dianter lagi menggunakan motor.
Acara Penutupan Peksiminas 2014
Jam 18:00, begitu sampai di hotel, saya langsung bergegas untuk mandi dan berpakaian rapi. Ya, malam itu ada acara penutupan Pekan Seni Mahasiswa Nasional tahun ini, yang sekaligus merupakan malam pengumuman pemenang lomba!!! WAAAAKH, deg-degan sekali rasanya! Tapi, saya sih hanya bisa pasrah, soalnya saya juga merasa saya kurang maksimal banget membuat komiknya… *kemudian pundung*
Sekitar jam 19:00, acara penutupan yang diadakan di Gedung Aula Kalawa Convention Hall ini pun dimulai. Sebelum masuk, para tamu diberi snack dan makan malam berupa nasi kotak. Oh iya, pas acara pembukaan kemarin, kami duduk berjejer per kontingen provinsi, tapi sekarang kami harus duduk berjejer per cabang lomba! Iya, jadi saya ketemu lagi dengan teman-teman sesama peserta lomba komik strip!
Di tengah acara, tiba-tiba ada panggilan masuk, dari bapak saya! Dan beliau mengomentari komik saya yang waktu itu saya share di facebook, dan katanya garisnya terlalu tipis! Tapi beliau memaklumi, namanya juga sudah berusaha, yang penting sekarang berdoa saja, semoga dapat hasil yang terbaik. Saya selalu ingat petuah beliau yang selalu memotivasi saya setiap ikut lomba:
“Menang atau kalah gak usah dipikirin, yang penting kamu udah dapet pengalamannya.”
Dan akhirnya tibalah pengumuman lombanya. Hmmph… Ternyata kali ini saya belum beruntung. Tapi, karena saya tahu kesalahan saya, jadi saya gak terlalu sedih karena kalah. Acara pun selesai, dan kami semua balik lagi ke hotel. Tadinya mau kumpul-kumpul dulu sama teman-teman komikus saya, eh malah sudah disuruh naik ke bis.
Sampai di hotel pukul 23:00, kami semua berkumpul di aula hotel, membicarakan kegiatan selama seminggu ini dan evaluasi. Hehe, di sana, dua orang LO kami (kak Novela dan Horoi) menyampaikan rasa terima kasihnya kepada kami karena sudah diterima jadi bagian dari kontingen Jabar. Dan kami pun juga berterimakasih kepada mereka berdua, karena sudah mau direpotkan oleh macam-macam permintaan kami yang membuat mereka tampak stress dan kelelahan.
Semuanya ditutup dengan berfoto bersama di lobby hotel, juga dengan bersalam-salaman. Malam itu, kami harus beristirahat, karena besoknya pesawat take-off jam 14:00. Pas mau tidur, tiba-tiba ada yang masuk dan bawa kamera! Hahha, kami pun syuting kecil-kecilan tentang kesan-kesan selama seminggu ini. Saya lupa nanya, udah jadi belum ya videonya?
Pulang ke Bandung
Jumat (19/9) jam 01:00, pas udah mau tidur, tiba-tiba diajakin makan pecel lele di warung kaki lima depan hotel, bareng Fikri dan kawan-kawan. Ahahaha, dengan sempoyongan karena ngantuk, saya malah nurut aja. Tapi karena masih lapar, jadi ya paksain ikut. Selesai makan, balik lagi ke hotel, tepar. Bangun lagi jam 07:30, mandi, sembahyang dan sarapan. Untung kemarin udah packing~
Jam 10:30, barang-barang dimasukkan ke bis. Tapi karena bisnya gak muat, saya dan teman saya kak Yandy terpaksa diungsikan ke mobil pendamping. Ehehehe, enak banget, bisa tidur selama perjalanan ke bandara. Sampai di Bandara Tjilik Riwut pukul 11:00, dan kami semua ditraktir makan siang di sebuah warung makan dekat bandara. Tapi, akhirnya ada beberapa orang yang gak jadi makan karena menu makanannya sudah habis semua, termasuk saya. Jadinya cuma makan roti aja.
Kami naik pesawat Lion Air, dan saya duduk di kursi 37A. Syukurlah saya duduk di tepi jendela, jadi bisa lihat pemandangan dari atas deh (norak mode:on)~ Mendarat di Bandara Soekarno-Hatta jam 16:00, langsung ambil koper dan berangkat ke Bandung naik bis jemputan. Dan akhirnya sampai kostan dengan selamat pas waktu sudah menunjukkan pukul 23:30.
Huaaah! Selesai juga saya menuliskan pengalaman saya yang satu ini. Benar-benar pengalaman yang sangat berharga. Biarpun gak sempat menang di lombanya, ada banyak “hadiah” yang saya dapatkan. Teman baru, jalan-jalan ke kalimantan, ongkos pulang-pergi gratis, uang saku, dan tentunya pengalaman mengikuti acara besar tingkat nasional seperti Peksiminas.
Terima kasih sudah mau membaca sampai sini. Sampai ketemu di tulisan berikutnya.
Salam – Agung Rangga
Comments (8)
firafirdaussays:
20 Oktober 2016 at 22:02Setuju bang. Menang itu cuma bonus, kesempatan itu adalah hadiah utamanya 😀
Agung Ranggasays:
21 Oktober 2016 at 09:39Iya, kapan lagi bisa jalan-jalan gratis~ 😉
Aansays:
6 September 2021 at 05:23Terima kasih ceritanya. Sangat mampu melepas rindu suasana PEKSIMINAS XII di Palangka Raya, KALTENG. Salam: dari peserta cabang tari PEKSIMINAS XII.
Agung Ranggasays:
31 Desember 2021 at 11:19Sama-sama, salam kenal juga. 😊
Aansays:
1 Januari 2022 at 14:20Sy follow instagramnya boleh Bli? Sy mau lht karya-karya Bli yg lainnya.
Agung Ranggasays:
1 Januari 2022 at 17:08Boleh, silakan. 😊
Aansays:
16 Januari 2022 at 05:54Sudah saya follow Bli. Keren. Bli sdh jd dosen jg rpny
Agung Ranggasays:
17 Januari 2022 at 21:44Terima kasih ya.