Press ESC to close

Halo, Asisten Dosen!

  • Dosen
  • 5 September 2017
  • (21)

Sebelumnya, sejak kuliah saya memang punya cita-cita untuk menjadi dosen. Mungkin bagi sebagian orang, pekerjaan sebagai pengajar (guru, dosen, dan sebagainya) adalah pekerjaan yang sering dipandang sebelah mata. Namun bagi saya pekerjaan ini sangat istimewa, dan saya memulainya lewat asisten dosen.


Tawaran Asisten Dosen

Seperti yang saya tulis di sini: “Jadi Penulis dan Ilustrator Buku“, saat ini saya sedang bekerja sebagai freelancer dalam bidang kepenulisan dan ilustrasi. Pekerjaan ini saya ambil setelah sebelumnya keluar dari studio animasi di Bandung.

Suatu hari (12 Juni 2017), saya mendapat pesan singkat dari dosen pembimbing tugas akhir saya pas kuliah dulu, Pak Dwija namanya. Kata beliau, kampus saya (Universitas Telkom, Bandung) sedang membutuhkan asisten dosen untuk beberapa mata kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV).

Pak Dwija mungkin masih ingat, kalau saya dulu (pas masih jadi mahasiswa) sering sekali bertanya soal syarat jadi asisten dosen. Iya, dulu saya ingin sekali merasakan jadi asisten dosen, dan sekarang, pintu tersebut terbuka lebar untuk saya. Astaga, rasanya masih tidak percaya… *terharu*

Saya pun segera bilang ke Mama yang lagi tidur siang, dan beliau pun kaget dan berkali-kali mengucap syukur pada Tuhan. Mama langsung menelepon Bapak, dan dari kantornya, Bapak juga terdengar senang sekali. Tidak ada yang lebih membahagiakan dibanding melihat kedua orang tua sendiri bahagia.

Untuk memastikan lebih jelas, saya hubungi Pak Dwija via telepon. Memang benar, kampus lagi mencari asisten dosen, dan saya ditawarkan untuk daftar ke sana. Waktu itu saya hanya diminta mengirimkan CV dan portofolio lewat email. Setelah itu, tinggal menunggu kabar selanjutnya dari kampus.

Tidak lupa, saya hubungi pemilik kost tempat saya tinggal dulu pas masih kuliah di Bandung. Syukurlah masih tersisa satu buah kamar untuk saya. Saya sengaja memilih kost yang lama, karena memang sudah dekat dengan pemilik kostnya, harganya paling murah dibanding kost yang lain, ditambah jarak ke kampus yang lumayan dekat (cuma 15 menit jalan kaki).


Persiapan Kembali ke Bandung

Bulan Agustus tiba, waktunya persiapan untuk kembali ke Bandung. Saya pun mendapat kabar terbaru dari Pak Dwija mengenai pendaftaran jadi asisten dosen. Beliau bilang kalau saya harus mengisi formulir pengajuan kode dosen, serta menyerahkan fotokopi ijazah S1 dan pas foto.

Tadinya saya mau menyerahkan semua berkas itu saat tahun ajaran baru dimulai, tapi mungkin lebih baik kalau semuanya selesai lebih cepat. Maka dari itu, saya pun langsung pergi ke Bandung di tanggal 15 Agustus 2017. Berangkat pagi-pagi dan terkena macet parah di jalan tol.

Sesampainya di Bandung, saya langsung makan siang di warung nasi dekat kampus. Setelah itu langsung ke kampus, dan mengisi formulir pengajuan kode dosen yang telah disediakan, lalu menyerahkan semua berkas yang diminta ke bagian administrasi.

Selesai mengurus berkas, saya mengobrol sebentar dengan Pak Dwija seputar kegiatan sebagai asisten dosen. Intinya, saya mendapat tugas menjadi asdos di mata kuliah semester 3, yaitu “Studio Manajemen Desain 1”. Dosen yang akan saya dampingi adalah Pak Yanuar Rahman dan Bu Atria Fadilla, dengan total kelas sebanyak 4 kelas.

Urusan di kampus beres, saatnya mengunjungi kost tempat tinggal nanti~ Di sana saya disambut oleh Abah (pemilik kost) dan keluarganya. Saya lihat kamar saya yang dulu, ternyata sudah dicat ulang sama Abah menjadi lebih rapi. Harganya pun tidak terpaut jauh dengan harga kost pas saya kuliah dulu, masih nyaman di kantong lah~ Sebelum terlalu sore, saya pamit untuk pulang ke Bekasi.

Tanggal 20 Agustus 2017, sehari setelah hari raya Saraswati, saya sekeluarga pergi ke Bandung dengan membawa beberapa barang untuk diletakkan di kost. Barang yang dibawa sih tidak terlalu banyak, cuma beberapa pasang pakaian, rak-rak kecil, karpet, dan bantal. Sengaja pakai mobil pribadi biar tidak repot sewa layanan angkut barang, sekaligus orang tua saya juga mau silaturahmi dengan keluarga Abah.


Awal-Awal Jadi Asdos

Hari Selasa (22 Agustus 2017), saya mulai masuk ke kelas bersama Bu Atria. Karena baru minggu pertama perkuliahan, jadi cuma perkenalan saja. Awalnya, gugup sekali berbicara di depan kelas, padahal dulu pas masih jadi mahasiswa biasa aja. Tapi lambat laun sudah mulai terbiasa. Hari kamisnya saya masuk ke kelas Pak Yanuar.

Minggu berikutnya, saya sudah diberikan kepercayaan oleh kedua dosen untuk mengawasi kelas sendirian. Ya, di sini saya mulai berinteraksi dengan mahasiswa lewat asistensi tugas. Sama seperti tugas saya di semester 3 lalu (Kuliah Semester 3 di DKV), mereka disuruh menggambar sketsa realis dari 3 buah objek, dengan total 14 gambar tiap satu objeknya.

suasana kelas studio
suasana kelas studio

Setiap pertemuan, mereka diwajibkan untuk melaksanakan asistensi pada saya maupun dosen yang bersangkutan. Hal ini dilakukan untuk menilai perkembangan mereka dalam menyelesaikan tugas, serta menerima pendapat/saran dari dosen atau asdos. Sesekali saya berkeliling meja untuk melihat cara mereka menggambar. Lucu deh, benar-benar jadi ingat pas kuliah dulu!

Mungkin sekian dulu tulisan kali ini. Maaf karena jarang menulis, soalnya selain jadi asdos, saya juga mengerjakan dua proyek freelance. Mohon doanya ya biar semuanya berjalan lancar~ Terima kasih sudah membaca.

Salam,
Agung Rangga.


Trivia:
Pas awal-awal, mahasiswa saya memanggil saya dengan sebutan “Pak”, tapi langsung saya koreksi dengan sebutan “Kak” saja. Hei, saya belum setua itu!

Agung Rangga

Hai, salam kenal! Saya adalah seorang dosen di jurusan Desain Komunikasi Visual, memiliki minat dengan animasi dan komik, serta hobi menuliskan cerita kehidupannya ke dalam blog ini.

Comments (21)

Tinggalkan Balasan ke Monda Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *